MUHAMMAD
di dalam
Perjanjian Lama                Benarkah?

Page 15


INJIL DIGUGAT
KARENA TIDAK ADANYA NUBUAT
BAGI “RASUL YANG AKAN DATANG”

Seluruh Kitab Perjanjian Lama (PL) memang dijuruskan kepada kedatangan seorang Nabi yang dijuluki Sang Mesias (Al-Masih), dan itulah janji Allah kepada umat Israel lewat begitu banyak nubuat di dalam Alkitab.
Ketika Yesus datang, Ia mengklaim bahwa Dia-lah Sang Mesias yang dijanjikan itu :

LUKAS 4 : 16 – 21
[4:16]
Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.
[4:17]
Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis:
[4:18]
“Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku
[4:19]
untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.”
[4:20]
Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya.
[4:21]
Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.”

Dan, Yesus membuktikan apa yang diklaim olehNya.
Disamping datang memenuhi nubuat, Yesuspun bernubuat. Yesus akan mengutus Penghibur (Roh Kebenaran) yang akan memimpin umatNya ke dalam seluruh kebenaran serta memberitakan tentang hal-hal yang akan datang kepada umatNya.

Jadi, Alkitab memperlihatkan ada dua jenis nubuat bagi dua sosok keilahian yang dinanti-nantikan :
  • Nubuat para nabi PL (termasuk Taurat) tentang akan datangnya Sang Mesias (Al-Masih) yang turun menjadi manusia Yesus.
  • Nubuat Yesus (di dalam Injil/PB) tentang akan datangnya Roh Kebenaran (Roh Kudus) yang akan memenuhi/“membabtiskan” semua murid-muridNya di Yerusalem :

YOHANES 16 : 7 – 15
[16:7]
Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.
[16:8]
Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman;
[16:9]
akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku;
[16:10]
akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi;
[16:11]
akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.
[16:12]
Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya.
[16:13]
Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.
[16:14]
Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.
[16:15]
Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.”

KISAH RASUL 1 : 4
Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal disitu menantikan janji Bapa, yang -- demikian kata-Nya – “telah kamu dengar dari pada-Ku.”

LUKAS 24 : 48 – 49
[24:48]
Kamu adalah saksi dari semuanya ini.
[24:49]
Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi.”

Tetapi sungguh aneh bahwa 600 tahun kemudian, Al Qur’an datang dengan mengklaim kemesiasan/kerasulan Agung ini pula bagi diri AHMAD yang maksudnya Muhammad :

As-Saff 61 : 6
Dan (ingatlah) ketika Isa Putra Maryam berkata: “Hai Bani Israel, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)” Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata.”

Al-A’Raf 7 : 157
(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang umi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Pada ayat Qur’an ini, tampaklah, menyama-ratakan nubuat Alkitab untuk dua sosok menjadi sosok yang sama, Muhammad sendiri.
Dua sosok yang yang sebenarnya bersifat Ilahi itu juga ditetapkan lain, menjadi “satu manusia.”
Dengan penggeseran dan perubahan ini, TENTU SAJA “kemesiasan AHMAD” tidak tercari di dalam seluruh Taurat dan Injil. Maka pihak Muslim-pun, dengan jalan pintas meletakkan tuduhan bahwa para pastor dan antek-anteknya telah menghilangkan nama “Ahmad” dari Taurat dan Injil yang seharusnya ada ternubuat di dalamnya.

Tetapi pihak-pihak yang tidak bisa dikuasai oleh pra-asumsi, pasti malah prihatin atas tuduhan naïf dan sepihak ini.
Mari kita perhatikan beberapa detail dan liku-liku pada ayat di atas dengan lebih seksama agar tidak sembarangan menuduh ataupun menjadi tertuduh.

Pertama-tama, kita perlu mengingat bahwa suatu KLAIM adalah pernyataan kebenaran sepihak yang belum/tanpa bukti terhadap sesuatu. Dan, kalau menyangkut diri sendiri, namanya “kesaksian diri.”

Sesuatu disebut “nubuat,” tentulah memiliki aturan atau syarat yang berliku. Kita akan membahasnya sambil membedakan nubuat Alkitab terhadap pernyataan Al Qur’an, seperti di bawah ini :

1.
Kesaksian tentang diri sendiri – sekalipun ia nabi – tidak otomatis absah.

Nubuat” nama AHMAD – walaupun mengatasnamakan Isa (dan Allah dan Jibril) – tetapi itu tetap keluar dari mulut Muhammad sendiri, yang bersifat KLAIM, karenanya keabsahannya menurut hukum Allah harus disaksikan pihak-pihak lain :

Hukum Taurat, di dalam ULANGAN 19:15b, tentang apa yang disebut “HUKUM DWIGANDA SAKSI.”

ULANGAN 9 : 15
[LAI TB]
Satu orang saksi saja tidak dapat menggugat seseorang mengenai perkara kesalahan apapun atau dosa apapun yang mungkin dilakukannya; baru atas keterangan dua atau tiga orang saksi perkara itu tidak disangsikan.
[KJV]
One witness shall not rise up against a man for any iniquity, or for any sin, in any sin that he sinneth: at the mouth of two witnesses, or at the mouth of three witnesses, shall the matter be established.
[Hebrew]
לֹא־יָקוּם עֵד אֶחָד בְּאִישׁ לְכָל־עָוֹן וּלְכָל־חַטָּאת בְּכָל־חֵטְא אֲשֶׁר יֶחֱטָא עַל־פִּי ׀ שְׁנֵי עֵדִים אֹו עַל־פִּי שְׁלֹשָׁה־עֵדִים יָקוּם דָּבָר׃
[Translit]
LO’-YÂQUM ‘ÊD ‘EKHÂD BE’ÏSY LEKHOL-‘ÂVON ULEKHÂL-KHATÂ’T BEKHOL-KHÊTE’ ‘ASYER YEKHETÂ’ ‘AL-PÏ SYENÊY ‘ÊDÏM ‘O’AL-PÏ SYELOSYÂH- ‘ÊDÏM YÂQUM DÂVÂR

Yesus pernah mengatakan perihal yang berkaitan dengan itu :

MATIUS 18 : 16
[LAI TB]
Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan.”
[KJV]
But if he will not hear thee, then take with thee one or two more, that in the mouth of two or three witnesses every word may be established.
[TR]
εαν δε μη ακουση παραλαβε μετα σου ετι ενα η δυο ινα επι στοματος δυο μαρτυρων η τριων σταθη παν ρημα
[Translit Interlinear]
ean {jikalau} de {tetapi} mê {tidak} akousê {ia mendengarkan} paralabe {bawalah} meta {bersama} sou {mu} eti {lagi} hena {satu} ê {atau} duo {dua (orang)} hina {supaya} epi {atas} stomatos {perkataan} duo {dua} marturôn {saksi-saksi} ê {atau} triôn {tiga} stathê {dapat ditegaskan} pan {setiap} rêma {perkara}

Yesus tidak mengabaikan hukum tersebut terhadap kesaksian tentang diriNya yang diucapkan kepada orang-orang disekitarnya:

YOHANES 5 : 31 – 32

YOHANES 5 : 31
[LAI TB]
Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar;
[KJV]
If I bear witness of myself, my witness is not true.
[TR]
εαν εγω μαρτυρω περι εμαυτου η μαρτυρια μου ουκ εστιν αληθης
[Translit interlinear]
ean {jikalau} egô {aku} marturô {memberi kesaksian} peri {tentang} emautou {diriku sendiri} hê marturia {kesaksian} mou {Ku} ouk {tidaklah} estin alêthês {benar}

YOHANES 5 : 32
[LAI TB]
ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar.
[KJV]
There is another that beareth witness of me; and I know that the witness which he witnesseth of me is true.
[TR]
αλλος εστιν ο μαρτυρων περι εμου και οιδα οτι αληθης εστιν η μαρτυρια ην μαρτυρει περι εμου
[Translit interlinear]
allos {yang lain} estin {ada} ho marturôn {yang memberikan kesaksian} peri {tentang} emou {Aku} kai {dan} oida {Aku tahu} hoti {bahwa} alêthês {benar} estin {adalah} hê marturia {kesaksian} ên {yang} marturei {ia memberi} peri {tentang} emou {Aku}

Pauluspun pernah mengemukakan tentang “HUKUM DWIGANDA SAKSI” dalam ayat di bawah ini:

2 KORINTUS 13 : 1
[LAI TB]
Ini adalah untuk ketiga kalinya aku datang kepada kamu: Baru dengan keterangan dua atau tiga orang saksi suatu perkara sah.
[KJV]
This is the third time I am coming to you. In the mouth of two or three witnesses shall every word be established.
[TR]
τριτον τουτο ερχομαι προς υμας επι στοματος δυο μαρτυρων και τριων σταθησεται παν ρημα
[Translit]
triton touto erkhomai pros humas epi stomatos duo marturôn kai triôn stathêsetai pan rhêma

Sayang sekali, Muhammad mengatas-namakan nubuat Isa, namun tidak menghadirkan Isa atau siapa lainnya sebagai saksinya. Sehingga keabsahan AHMAD belum tersokong dalam kitab suci.
Sebaliknya, Yesus berkata, Musa menulis tentang Aku seperti tercatat dalam ayat ini :

YOHANES 5 : 46
[LAI TB]
Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.
[KJV]
For had ye believed Moses, ye would have believed me; for he wrote of me.
[TR]
ει γαρ επιστευετε μωση επιστευετε αν εμοι περι γαρ εμου εκεινος εγραψεν
[Translit interlinear]
ei {jika} gar {sebab} episteuete {kamu percaya} môsê {Musa} episteuete an {kamu tentu percaya} emoi {kepada-Ku} peri {tentang} gar {sebab} emou {Aku} ekeinos {(orang) itu} egrapsen {telah menulis}

Kemudian, Yesus dengan otoritasNya sungguh mendatangkan MUSA dan ELIA untuk berbincang-bincang dengan Dia di atas sebuah gunung. Dan ini disaksikan oleh 3 orang muridNya :

LUKAS 9 : 28 – 36
YESUS DIMULIAKAN DI ATAS GUNUNG.
[9:28]
Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa.
[9:29]
Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan.
[9:30]
Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia.
[9:31]
Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem.
[9:32]
Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur dan ketika mereka terbangun mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya: dan kedua orang yang berdiri di dekat-Nya itu.
[9:33]
Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada-Nya: Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu.
[9:34]
Sementara ia berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka. Dan ketika mereka masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka.
[9:35]
Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata: Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia.”
[9:36]
Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri. Dan murid-murid itu merahasiakannya, dan pada masa itu mereka tidak menceriterakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu.

2.
Nubuat harus mengungkapkan ciri-ciri dan keterangan tentang yang dinubuatkan.

Amat banyak nubuat disampaikan Tuhan kepada manusia, tertulis dalam Alkitab, dengan beberapa maksud:
  • Untuk menunjukkan betapa Maha-Tahu Allah akan masa depan.
  • Betapa Ia berkuasa mengontrol sejarah kehidupan.
  • Agar manusia dapat menemukan Tuhan yang benar yang bisa dicari dan diverifikasi oleh manusia.

Jadi, nubuat Allah sebenarnya TIDAK CUKUP berisikan sekedar suatu nama manusia tanpa ciri yang memadai untuk menemukannya (bukannya asalkan ciri “ummi”…???!).
Apalagi “nubuat” tentang AHMAD dimaksudkan untuk menjadi ”kabar gembira” bagi seluruh bangsa, maka tidak ada alasan sama sekali bagi Allah untuk mempersulit pencaharian sosok Ahmad dalam KitabNya.
Namun kenyataannya berbicara lain: Ahmad tidak diberi ciri-ciri dan keterangan yang memadai (sehingga tidak tercari dalam taurat dan Injil), hingga kini, pun menjadi misteri dan tuduhan kanan-kiri yang mendatangkan ”kabar TIDAK gembira.”

3.
Nubuat kedatangan Sang Mesias/ Rasul harus di alamatkan kepada umatnya yang pertama-tama.

Kedatangan Sang Mesias atau Nabi yang terbesar adalah event puncak rencana Allah bagi penyelamatan manusia, dan karenanya peristiwa ini tidak bisa dan tidak akan “nyelonong diam-diam” masuk ke dalam sejarah bagitu saja :

AMOS 3 : 7
Sungguh, Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi.

YESAYA 42 : 9
Nubuat-nubuat yang dahulu, sekarang sudah menjadi kenyataan, hal-hal yang baru hendak Kuberitahukan. Sebelum hal-hal itu muncul, Aku mengabarkannya kepadamu.

YESAYA 48 : 3, 5
[48:3]
firman TUHAN: “Hal-hal yang terjadi di masa yang lampau telah Kuberitahukan dari sejak dahulu, Aku telah mengucapkannya dan telah mengabarkannya. Kemudian dengan sekonyong-konyong Aku melaksanakannya juga dan semuanya itu sudah menjadi kenyataan.”
[48:5]
Maka Aku memberitahukannya kepadamu dari sejak dahulu; sebelum hal itu menjadi kenyataan, Aku mengabarkannya kepadamu, supaya jangan engkau berkata: Berhalaku yang melakukannya, patung pahatanku dan patung tuanganku yang memerintahkannya.

Itu adalah Injil (Kabar Baik), istilah Al-Qur’an, Kabar Gembira bagi segenap alam. Kedatangan-Nya diberitahukan terlebih dahulu agar umatNya menanti, siap-siap menyambut Kabar-BaikNya.
Itu yang terjadi dengan Umat Israel, yang siap-siap di dalam penantian mereka. Itulah sebabnya maka seluruh orang-orang Israel menantikan kedatangan Sang Mesias (Al-Masih) yang dimaksud.
Dalam Alkitab, Perjanjian Baru, juga dijelaskan, sosok perempuan Samaria mengatakan:

YOHANES 4 : 25
Jawab perempuan itu kepada-Nya: “Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami.”

Hana, seorang Nabiah (nabi perempuan) juga berbicara tentang penantian atas kedatangan seorang Mesias (Al-Masih):

LUKAS 2 : 36 – 38
[2:36]
Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya,
[2:37]
dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.
[2:38]
Dan pada ketika itu juga datanglah ia kesitu dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.

Bahkan, nubuat khusus oleh Yesus tentang ROH KUDUS juga telah ditunggu-tunggu oleh murid-muridNya di Yerusalem :

KISAH RASUL 1 : 4
Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal disitu menantikan janji Bapa, yang -- demikian kata-Nya – “telah kamu dengar dari pada-Ku.”

Bahwa agar tidak perlu ada keragu-raguan, maka “kabar gembira” tentang datangnya Rasul Ahmad tentulah harus ditujukan utamanya kepada “Umat dari kaum Ahmad” itu pula.
Namun, adakah catatan bahwa ada bangsa Arab pernah siap-siap menantikan kedatangan seorang Rasul Agung yang akan membawa kabar gembira seperti yang dimaksudkan oleh Allah?
Bila tidak, maka JELAS bahwa Allah memang tidak pernah mewahyukan kedatangan AHMAD kepada mayoritas umat Arab yang seharusnya telah dipersiapkan untuk menyongsong-nya.

Pertanyaan besar adalah, apakah Arab inferior di mata Allah? sehingga “kabar-gembira AHMAD” ini tidak dikabarkan kepada mayoritas sekaligus tuan-rumah, melainkan, hanyakah eksklusif diperuntukkan kepada minoritas orang Yahudi?

Juga, mengapa HARUS lewat mulut Isa yang bukan orang Arab? Bukankah lebih pas dan relevan bila Allah meminjam mulut Nabi Ibrahim, mungkin juga Ismail, guna menubuatkan AHMAD ini? (semata-mata karena Ibrahim katanya telah berkali-kali pergi ke Mekah guna menjumpai Ismail, bahkan katanya mendirikan pula Baitullah di sana…???).

Seperti yang dipersiapkan Allah terhadap pematangan sejarah dan sosial budaya dari anak-cucu Ishak/yakub di tanah Israel, tentulah tidak ada permasalahan bagi Allah untuk juga mengatur dan mempersiapkan hal yang sama bagi anak-cucu Ismail, sehingga cukup matang untuk menyambut Kabar Gembira kedatangan Ahmad.

4.
Penggenapan nubuat tentang kedatangan Sang Mesias/ Rasul harus dikonfirmasi dan divalidasikan oleh diriNya, ketika Ia datang.

Tidak akan ada gunanya dari jauh-jauh hari Allah bersusah-payah merancang suatu nubuat besar tentang kedatangan Sang Mesias (Al Masih), apabila Ia sendiri tidak mengkonfirmasikan/memvalidasikan nubuat itu.

Ketika Yesus betul-betul memenuhi nubuat tersebut, kepada sosok perempuan Samaria yang sedang menanti-nantikan seorang Mesias, Yesus segera mengkonfirmasikan diriNya, “Akulah Diayang sedang berkata-kata dengan engkau, (Yohanes 4:26).

Kepada orang-orang Yahudi, Yesus berkata: Sebab jika kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku,” (Yohanes 5:46).

Perhatikan kedua contoh di atas, betapa konfirmasi yang sudah terdukung dengan nubuat dan mujizat ini, namun Yesus masih perlu mengokohkannya dengan membacakan secara terbuka dihadapan umum terhadap ayat yang menubuatkan tentang jati-diriNya yang Mesianis:

LUKAS 4 : 18 – 21
[4:18]
Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku
[4:19]
untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.”
[4:20]
Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya.
[4:21]
Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: ”Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.”

Bandingkan dengan ayat dalam Perjanjian Lama:

YESAYA 61 : 1 – 2
[61:1]
Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara,
[61:2]
untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung,

Sayang, ada seorang yang mengaku terwahyu Muhammad, hanya sampai pada melemparkan isu “Ahmad tetapi secuilpun tidak menerangkan bagaimana dan HAL APA maka dirinya menggenapi nubuat Isa itu.
Bahkan secara tekstual, sesungguhnya kitapun tidak dikonfirmasi oleh Muhammad: Akulah Ahmad.”

Tidak ada ahli yang tahu mengapa Allah PERLU membedakan nama Muhammad menjadi “Ahmad,” yang sebenarnya kedua kata sudah sangat mirip dalam arti kata,” bahkan bunyi suku kata terakhirnya sudah sama?
Mengapa pula Allah memilih nama “Ahmad” dan bukannya nama “Muhammad” yang lebih dikenal? Seharusnya dibuat jelas, tidaklah perlu dikabur-kaburkan kepada siapa-siapa, bahwa “Muhammad” itu orangnya! (Mengapa Allah tidak tegas?!).

Tidak adanya jawaban logis, maka tentu saja hal demikian turut melorotkan bobot nubuat tentang “Ahmad.”

Sebenarnya, Muhammad cuma memerlukan selangkah saja untuk mengajak orang banyak menyaksikan kebenaran teks nama – Ahmad pada Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka (QS 7:157), yaitu dengan memerintahkan seperti yang pernah dilakukannya “…. maka bawalah Taurat itu, lalu bacalah…..” (QS 3:93).

Apalagi dikisahkan, bahwa pada setiap bulan Ramadhan, Jibril datang mengunjungi Muhammad untuk me-review setiap ayat dan surat yang terturun, serta untuk menetapkan susunan yang seharusnya.
Mangapa Muhammad lolos me-review ayat “AHMAD yang begitu penting (bagi pembuktian kenabiannya) dengan menanyakan apa bunyi ayat Taurat dan Injil yang mencantumkan namanya, dan ada di Kitab mana, agar ia dan umat bisa meng-ngaji-kannya ulang dalam Qur'an (atau paling tidak di dalam Hadits Nabi) yang mengkonfirmasikan Taurat dan Injil?

Namun aneh dan sangat sulit dimengerti, mengapa Allah mau mengokohkan pembuktian Yesus (dengan malantunkan ayat kitab Yesaya itu dimuka umum), tetapi Allah membiarkan Muhammad melewatkan begitu saja peluang emas (dan sekaligus tanggung-jawabnya) untuk membuktikan kepada umum bahwa ayat AHMAD – nama dirinya sendiri – benar-benar ada di dalam Taurat dan Injil.
Dengan pernahnya ke-Mesias-an Yesus itu dikokohkan oleh Allah, maka sepantasnyalah Allah semakin berpengalaman untuk lebih lagi mengokohkan pembuktian nama AHMAD.

5.
Nubuat kedatangan Sang Mesias/Rasul haruslah disambut oleh banyak nabi, dan digenapi secara definitif.

Sebenarnya, inilah kriteria yang paling tajam untuk menemukan Mesias/Rasul yang sejati. KedatanganNya sebagai “Nabi segala Nabi” yang membawa Kabar-Baik bagi segenap alam harus ditandai oleh penantian dan sambutan dari para nabi dan raja dan umatNya.
Bilamana itu tidak terjadi, bahkan sama sekali tidak tahu-menahu akan datangnya event luar biasa itu, maka tentu ragulah kita bahwa ia benar Mesias/Rasul yang dinantikan!

Yesus secara tegas mengatakan, betapa para nabi dan raja telah menunggu-nunggu untuk menyaksikan kedatangan dan hari-hari Sang Mesias (Al-Masih) di bumi ini :

YOHANES 8 : 56
Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita.”

LUKAS 10 : 23 – 24
[10:23]
Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata: “Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu (murid-murid Yesus) lihat.
[10:24]
Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.”

Tidak hanya sampai disitu saja, bentuk sambutan lainpun masih ditambahkan dengan pelbagai nubuat mesianik yang digerakkan oleh Allah, kita ambil saja satu contoh sambutan itu, yakni Simeon menyambut hadirnya bayi Yesus sebagai suatu KEGENAPAN janji Allah, (Lukas 2:25-35) :

Simeon adalah seorang saleh.
Simeon sementara bergumul mengharapkan (sedang menanti-nantikan) “Penghiburan bagi Israel,” (bandingkan dengan Yesaya 40:1, 49:13), dalam kalangan Yahudi yang mengharapkan kedatangan Mesias.
Oleh Roh Kudus, Simeon ditetapkan melihat Mesias di Bait Allah sebelum kematiannya.

Ketika ia di Bait Allah, bayi Yesus dibawa oleh orang tuanya di Bait Allah. Simeon kemudian memangku anak itu dan memuji Allah.
Lukas menyampaikannya kepada kita sebagai ayat-ayat nyanyian pujian; menarik sekali ayat 32, “Pernyataan bagi bangsa-bangsa lain,” agaknya Simon memahami maksud Allah sesungguhnya bahwa Mesias datang juga menjangkau bangsa-bangsa lain yang bukan Yahudi (Bandingkan dengan Yesaya pasal 42).

Maria dan Yusuf menjadi heran akan apa yang diucapkan oleh Simeon. Mungkin barulah mereka ini benar-benar mengerti apa artinya “Anak bayi” yang baru dilahirkan Maria itu adalah Mesias. Munculnya Mesias dalam rupa manusia Yesus adalah tanda mujizat.

Nubuat tentang kedatangan Sang Mesias dalam Perjanjian Lama tercatat ada 60 nubuat. Dan semuanya dipenuhi secara definitive oleh Yesus Kristus dengan segala ajaibNya. Kita ambil beberapa contoh dari nubuat diantara yang ke-60 itu :

  • Adalah nubuat Yakub bahwa Mesias akan datang dari keturunan Yehuda yaitu salah satu anak Yakub (Kejadian 49:10).
    [Di sini, Allah sekaligus menyingkirkan kemungkinan Mesias dilahirkan dari garis keturunan Ismail.]
  • Bahwa Mesias adalah keturunan Daud (2 Samuel 7:12-14).
    [Kembali hal ini menyingkirkan darah Ismail.]
  • Bahwa seorang utusan lain akan berdampingan mempersiapkan jalan bagi Sang Mesias. Yakni, Yohanes Pembabtis/Nabi Yahya, (Maleakhi 3:1; Yesaya 40:3).
    [Maka, hal ini berlainan dengan klaim nabi yang datang secara “solo” (sendirian), bahwa klaim sepihak ini telah disingkirkan oleh sosok Mesias.]
  • Bahwa Mesias akan dilahirkan di Betlehem, (Mikha 5:1).
    [Ayat inilah yang dicari-cari Herodes karena Mesias-bayi itu hendak dibunuhnya, (Matius 2:13), karena dikuatirkan Ia akan mengancam tahtanya kelak. Dengan nubuat lokasi ini, Allah sekaligus menyingkirkan kemungkinan Mesias dilahirkan di kota Mekah, Roma atau Jakarta!]
  • Bahwa Sang Mesias akan dilahirkan oleh seorang perempuan perawan! (Yesaya 7:14).
    [Ini, suatu nubuat yang hanya bisa dipenuhi oleh satu orang saja diseluruh sejarah dunia!.]

Dengan demikian, maka nubuat Taurat yang diklaim dan dicirikan oleh Muhammad kepada seorang Nabi yang “ummi” (QS 7:157), pasti tertelan oleh kepastian nubuat, sambutan para nabi, dan keajaiban ciri-ciri sosok Sang Mesias (Al-Masih) yang tiada taranya ini!

Tanda dan alamatnya hanya bisa dipenuhi oleh Yesus Kristus, jelas tidak menyisakan peluang apapun kepada pihak lainnya, sekalipun pihak tersebut mengatasnamakan lagi diri Yesus.

Kini, kelalaian dan ketiadaan pembuktian nama AHMAD dari pihak Muslim sendiri, malahan menjadi sumber tuduhan seolah pihak Kristiani dan Yahudi-lah yang menghapuskan kata Ahmad itu dari kitab-kitab mereka.
Tentu saja perilaku demikian patut disesalkan, karena Kitab Suci Allah tidak seharusnya dijadikan ajang penuduhan tanpa bukti.

__●●●__

Tidak ada komentar: