MUHAMMAD
di dalam
Perjanjian Lama                Benarkah?

Page 10


ABRAHAM

MENURUT MUSLIM :

Perjanjian Allah dengan Abram/Abraham.

KEJADIAN 15 : 18
Pada hari itulah TUHAN mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman: “Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat:

Pihak siapakah dari keturunan Abram/Abraham akan menguasai setiap wilayah tersebut? Jawabannya sudah pasti, Ismail !!!

Dalam ayat di atas sudah sangatlah jelas, dan realitanya memang demikian (sebenarnya lebih luas lagi), bahwa keturunan Ismail (yakni bangsa Arab) menyebar dari Sungai Nil di Mesir hingga Sungai Efrat di Irak.
Sementara bangsa Israel (dari keturunan Ishak) hanya menguasai sebagian dari wilayah Palestina (Kanaan).

Ayat tersebut di atas seolah-olah juga mencocokkan pasangan Abraham dan Hagar, sebagaimana dijelaskan oleh Taurat sendiri, bahwa Abraham berasal dari negeri Ur-Kasdim, pesisir Sungai Efrat, sedangkan Hagar berasal dari negeri Mesir dekat Sungai Nil.

QS 3 : 67 – 68
Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.” Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), serta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman.

KOMENTAR :
Ibrahim memang bukan orang Yahudi. Karena Yahudi (Yehuda) adalah cucu buyut dari Ibrahim melalui Ishak, dan Ibrahim bukan pula bangsa Arab melainkan bangsa Ibrani, Semit.

Ibrahim adalah orang “Ibrani” didukung oleh Alkitab :

KEJADIAN 14 : 13
[LAI TB]
Kemudian datanglah seorang pelarian dan menceritakan hal ini kepada Abram, ORANG IBRANI itu, yang tinggal dekat pohon-pohon tarbantin kepunyaan Mamre, orang Amori itu, saudara Eskol dan Aner, yakni teman-teman sekutu Abram.
[KJV]
And there came one that had escaped, and told Abram the Hebrew; for he dwelt in the plain of Mamre the Amorite, brother of Eshcol, and brother of Aner: and these were confederate with Abram.
[Hebrew]
וַיָּבֹא הַפָּלִיט וַיַּגֵּד לְאַבְרָם הָעִבְרִי וְהוּא שֹׁכֵן בְּאֵלֹנֵי מַמְרֵא הָאֱמֹרִי אֲחִי אֶשְׁכֹּל וַאֲחִי עָנֵר וְהֵם בַּעֲלֵי בְרִית־אַבְרָם׃
[Translit]
VAYAVO' HAPALIT VAYAGED LE'AVRAM HA'IVRI VEHU' SYOKHEN BE'ELONEY MAMRE' HA'EMORI 'AKHI 'ESYKOL VA'AKHI 'ANER VEHEM BA'ALEY VERIT-'AVRAM

Kata העברי - HA’IVRI berarti “orang Ibrani,” bukan orang Arab.
Kata עברי - 'IVRI, ‘ayin-bet-resy-yod, berasal dari kata עבר - ‘EBER, leluhur Abram/Abraham/Ibrahim.

Kesimpulannya, Ibrahim tidak beragama Yahudi (Yudaisme), tidak beragama Kristen, apa lagi beragama Islam karena agama Islam baru muncul setelah Muhammad.

Yahudi itu berasal dari kata “Yehuda,” yakni anak Yakub (Israel) yang notabene adalah cucu buyut Ibrahim.

Paham Yudaisme secara resmi diploklamirkan oleh Nabi Musa.
Jadi, Yudaisme sudah ada lebih 2000 tahun sebelum masa Islam, berpaham Tauhid, tidak makan babi dan wajib sunat bagi laki-laki, hingga sekarang.


ABRAHAM DALAM AGAMA ISLAM


NABI IBRAHIM

Ibrahim dalam Islam mempunyai arti sangat penting dan bahkan juga bagi agama-agama samawi lainnya seperti Yahudi dan Kristen.
Islam menganggap Ibrahim sebagai bapaknya orang-orang mu'min, hal ini dikarenakan Allah menetapkannya demikian.
Ibarahim ditetapkan Allah sebagai bapaknya orang-orang mu'min karena beliau adalah contoh ideal dari seorang yang disebut mu'min, hal ini ditunjukan Ibarahim dengan penyerahan diri yang sempurna kepada Allah, ketika Allah memerintahkan sesuatu yang begitu berat kepada Ibrahim, yang dimaksudkan Allah untuk mengujinya, Ibrahim diperintahkan menyembelih anak kesayangan satu-satunya, Ismail, walau berat Ibrahim tidak menolaknya.

Awal kehidupan.
Nabi Ibrahim dilahirkan dalam sebuah gua (dipercaya letaknya di Sanliurfa, Turki) karena ibunya ingin menghindari pembantaian bayi lelaki besar-besaran di negerinya.
Setelah besar, ia kembali ke negerinya. Ia heran melihat kaumnya menyembah berhala. Ia jadi lebih sedih setelah mengtahui ayahnya Azar ternyata pembuat berhala.
Ibrahim lalu minta petunjuk dari Allah SWT dan karena itulah ia diangkat jadi nabi. Walau sudah menjadi nabi, beliau masih ingin melihat kekuasaan Tuhan dalam menghidupkan dan mematikan.
Allah menyuruhnya mengumpulkan 4 ekor burung yang sudah dicacah-cacah kemudian dikumpulkan di 4 bukit yang berbeda. Lalu dihidupkan lagilah burung itu dan beliau tak ragu lagi.

Dakwah.
Pertama-tama beliau mendakwahi ayahnya, namun gagal, malahan diusir. Lalu berdakwahlah beliau ke tengah masyarakat, tapi tak ada yang mau menerima. Dalam kondisi seperti itu hanya ada 2 orang yang mau menerima dakwahnya, yakni Sarah (istrinya) dan Luth (keponakannya).
Karena tidak ada respon lalu Nabi Ibrahim melaksanakan rencana besar. Pada saat Raja Namrud, pejabat, dan sejumlah rakyatnya sedang berpesta pora di luar kota, diam-diam beliau masuk ke dalam tempat penyembahan berhala, lalu menghancurkannya, dan menyisakan satu berhala terbesar yang dikalungi kampaknya.
Mengetahui perihal itu Raja Namrud langsung murka dan Nabi Ibrahim ditangkap. Saat itulah Nabi Ibrahim mendakwahi mereka tapi hati dan telinga kaumnya telah tertutup untuk suara kebenaran.
Bahkan Nabi Ibrahim dihukum bakar (dipercaya tempatnya ada di kota Sanliurfa). Allah menyelamatkannya. Nabi Ibrahim tidak hangus terbakar.
Rakyat mulai berpikir tentang kebenaran ajarannya, tetapi mereka takut kepada raja. Karena dakwahnya terus berlangsung tanpa bisa dibendung, Raja Namrud memanggilnya dan mendebatnya, tapi Nabi Ibrahim menang berdebat.

Pengembaraan.
Karena jengkel bahwa kaumnya tidak mau mengikuti seruannya, Nabi Ibrahim mengembara keluar dari negerinya. Bersamanya, ikut Sarah dan Luth. Sepeninggalnya, negeri Babil diserang malapetaka.
Dalam pengembaraannya itu, sampailah mereka di negeri Haran. Penduduk di sana menyembah matahari, bulan, dan bintang.
Nabi Ibrahim memakai pendekatan berbeda untuk mendakwahinya, tetapi gagal juga. Maka pindahlah Nabi Ibrahim, Sarah, dan Luth ke Palestina. Di sana mereka hidup makmur.
Sayangnya, oleh karena ada wabah penyakit, pindahlah mereka ke Mesir. Rajanya memiliki watak jelek, suka merebut istri orang dan membunuh suaminya. Sarah diambilnya, dan Nabi Ibrahim mengaku sebagai saudara Sarah.
Raja Mesir berusaha mendekati Sarah, tapi akhirnya ia menderita sakit, tangannya terkatup. Karena Sarah berhasil menyembuhkan penyakit raja, maka rajapun memberikan Sarah kembali bersama Nabi Ibrahim. Selain itu diberikan pula seorang wanita Mesir bernama Hajar.
Nabi Ibrahim hidup makmur di Mesir.
Hanya sayang, rakyat Mesir akhirnya membencinya sebab melihat kehidupan makmurnya. Maka pindahlah mereka ke Palestina.
Sebelum memasuki perbatasan Palestina, Nabi Ibrahim dan Luth berpisah. Nabi Ibrahim menuju Palestina, sedang Luth pindah ke negeri Sadum.

Akhir hayat.
Nabi Ibrahim wafat dalam usia 175 tahun. Tentang makamnya, ada 2 versi. Menurut cerita Isra'iliyat makamnya ada di gua Makhpela di Hebron, Israel. Versi lain menyebut makamnya ada di Aleppo, Suriah.


RANGKUMAN MENGENAI ABRAHAM

Hasil penemuan arkeologis. menunjukkan bahwa riwayat hidup Abraham seperti dicatat dalam Kitab Kejadian, tepat sesuai dengan pengetahuan terakhir tentang milenium kedua sebelum Masehi.
Albright dan de Vaux menempatkan Abraham antara tahun 1900 dan 1700 sebelum Masehi, Rowley 1800 – 1600 sebelum Masehi, dan Gordon sampai pada zaman Amarna (babak terakhir abad 14).

Namunpun demikian, tempat-tempat permukiman yang dikenal di dataran Yordan, dalam Pertengahan Zaman Perunggu, nampaknya cenderung pada abad 20 – 19 sebelum Masehi.
Banyak perihal penting yang dilakukan oleh Abraham, antara lain tindakannya terhadap Hagar, memilih Eliezer sebagai ahli waris, dan pembelian gua Makhpela, telah dibandingkan dengan bukti-bukti adat istiadat ini di Nuzi.

Bukti arkeologis dan perkembangan pengetahuan tentang zaman itu, telah meyakinkan kebanyakan ilmuwan modern untuk menerima kebenaran nilai-nilai historis yang terkandung di dalam data-data sejarah itu; bukti-bukti itu telah mematahkan teori yang mengatakan bahwa Abraham ialah personifikasi dari suatu suku bangsa atau illah suku bangsa pada zaman dulu (teori cerita purbakala oleh Nöldeke), atau adalah hasil dan suatu perputaran cerita-cerita purba.
Harus diperhatikan bahwa kebanyakan perbuatan Abraham disebut sebagai perbuatan yang dilakukan oleh seorang pribadi.



Arti nama :
Ayah :
Istri :

Anak laki-laki, dari Hagar :
dari Sarah :
dari Ketura :

Saudara laki-laki :
Saudara perempuan :

Disebut pertama kali :
Kitab yang menyebut :






Gelar :
Tempat kelahiran :
Tempat kematian :
Terakhir disebut :
Umur :
BAPAK BANYAK ORANG/BANGSA
Terah - Kejadian 11:26
Sarah, Hagar, Ketura - Kejadian 11:19; 16:3; 25:1

Ismail - Kejadian 16:15, 15
Ishak - Kejadian 21:2-3
Zimran, Yoksan, Medan, Median, Ishak, Syuah - Kejadian 25:2

Nahor dan Haran - Kejadian 11:26
Saudara tiri – Sarah (istrinya sendiri) – Kejadian 20:12

Kejadian 11:26
27 buku
[ Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan,
Yosua, 1 Raja-raja, 2 Raja-raja, 1 Tawarikh, 2 Tawarikh,
Nehemia, Mazmur, Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Mihka,
Matius, Markus, Lukas, Yohanes, Kisah Para Rasul,
Roma, 2 Korintus, Galatia, Ibrani, Yakobus, 1 Petrus. ]

Bapak orang beriman
Ur Kasdim - Kejadian 11:31
Dekat Hebron di Kanaan - Kejadian 23:19; 25:9
1 Petrus 3:6
175 tahun - Kejadian 25:7


ARTI ABRAHAM

Apakah yang akan kita katakan tentang Abraham, bapa leluhur jasmani kita, untuk belajar tentang iman ? (Roma 4:1).

Paulus telah menjelaskan argumen dasarnya mengenai bagaimana manusia dibenarkan (dalam Roma 3:21-26), dan mempertahankannya terhadap kritikan-kritikan (dalam ayat 27-31).
Dalam membuat penjelasannya, Paulus telah cukup empati bahwa pembenaran oleh iman adalah suatu pengertian Perjanjian Lama (dalam Roma 1:2; 3:21, 31). Langkah berikutnya di dalam argumentasi Paulus ialah mensuplai ilustrasi Perjanjian Lama itu.

Contoh pertamanya ialah Abraham. Paulus tidak dapat memilih orang yang lebih penting. Bagaimanapun, Abraham adalah leluhur yang diakui oleh orang Yahudi, tokoh yang paling penting dalam Perjanjian Lama.

Marilah, sejenak pikirkan tentang pahlawan-pahlawan Perjanjian Lama lainnya. Musa berdiri hampir di puncak. Orang Yahudi hampir menganggap dia sebagai pemberi hukum. Ia adalah pembebas yang Allah telah pilih secara khusus untuk memimpin umat-Nya keluar dari perbudakan. Dan bukankah Allah berbicara kepada Musa, muka dengan muka?
Atau pikirkan tentang Daud, raja Israel yang terbesar. Membawa bangsanya sampai ke puncak kekuasaan di dunia dahulu kala, Daud memberikan kepada rakyatnya beberapa mazmur paling berkesan, dan melalui keturunannya Mesias akan datang.
Elia, orang besar lainnya, terkemuka di antara nabi-nabi.
Dan siapakah yang bisa melupakan Daniel? Bukan hanya seorang negarawan yang berkuasa, Daniel juga adalah nabi Allah.

Namun semua pahlawan iman tersebut adalah nomor dua dari Abraham. Semua orang Yahudi mengetahui bahwa Abraham adalah leluhur bangsa mereka. Orang yang terutama dalam warisan mereka, ia merupakan orang yang menerima janji-janji Perjanjian. Dialah yang Allah janjikan akan menjadi bapa dari banyak bangsa.
Dua kali Perjanjian Lama menyatakan dia sebagai “sahabat Allah” - suatu gelar yang tidak diberikan kepada orang lain.

Ini merupakan suatu ujian terhadap doktrin keselamatan Paulus.
Jikalau Paulus sanggup menunjukkan bahwa Abraham itu serasi dengan pembenaran oleh iman, berarti rasul Paulus berhasil. Tetapi jika gagal, maka Paulus kehilangan argumentasinya.

Akibatnya, Paulus memberikan satu dari 16 pasal kitab Roma untuk tokoh terkemuka yang sungguh penting ini.
Akan sangat menolong jika anda mau meluangkan waktu beberapa menit untuk membaca Roma 4 sedikitnya sekali saat ini.
Saat anda melakukannya, usahakan mengikuti argumentasi Paulus paragraf demi paragraf. Sementara Anda membaca, pikirkan tentang bagaimana penjelasan yang Paulus buat menguatkan argumentasinya dalam Roma 3:21-31.
[Sumber: “Walking With Paul Through The Book Of Romans,” by George R. Knight.]


KEHIDUPAN ABRAHAM

ABRAHAM, Ibrani: אַבְרָהָם - 'AVRAHAM, dari kata אָב - 'AV, bapa, dan akar kata yang jarang digunakan yang berarti penduduk; BAPA SEJUMLAH BESAR BANGSA.
Abraham sebelumnya bernama Abram, dia adalah seorang Ibrani:

KEJADIAN 14 : 13
[LAI TB]
Kemudian datanglah seorang pelarian dan menceritakan hal ini kepada Abram, orang Ibrani itu, yang tinggal dekat pohon-pohon tarbantin kepunyaan Mamre, orang Amori itu, saudara Eskol dan Aner, yakni teman-teman sekutu Abram.
[KJV]
And there came one that had escaped, and told Abram the Hebrew; for he dwelt in the plain of Mamre the Amorite, brother of Eshcol, and brother of Aner: and these were confederate with Abram.
[Naskah bahasa asli Ibrani]
וַיָּבֹא הַפָּלִיט וַיַּגֵּד לְאַבְרָם הָעִבְרִי וְהוּא שֹׁכֵן בְּאֵלֹנֵי מַמְרֵא הָאֱמֹרִי אֲחִי אֶשְׁכֹּל וַאֲחִי עָנֵר וְהֵם בַּעֲלֵי בְרִית־אַבְרָם׃
[Translit]
VAYAVO HAPALIT VAYAGED LE'AVRAM HA'IVRI VEHU SYOKHEN BE'ELONEY MAMRE HA'EMORI 'AKHI 'ESYKOL VA'AKHI 'ANER VEHEM BA'ALEY VERIT-'AVRAM

KEJADIAN 17 : 5
[LAI TB]
Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
[KJV]
Neither shall thy name any more be called Abram, but thy name shall be Abraham; for a father of many nations have I made thee.
[Hebrew]
וְלֹא־יִקָּרֵא עֹוד אֶת־שִׁמְךָ אַבְרָם וְהָיָה שִׁמְךָ אַבְרָהָם כִּי אַב־הֲמֹון גֹּויִם נְתַתִּיךָ׃
[Translit]
VELO'-YIQARE' {dan tidak akan dipanggil} 'OD {lagi} 'ET-SYIMKHA {namamu} 'AVRAM {Abram} VEHAYAH {dan ia adalah} SYIMKHA {namamu} 'AVRAHAM {Abraham} KI {karena} 'AV-HAMON {bapa banyak} GOYIM {bangsa-bangsa} NETATIKHA {Aku menjadikan engkau}

ABRAHAM adalah keturunan Sem dan putra Terah:

KEJADIAN 11 : 26
[LAI TB]
Setelah Terah hidup tujuh puluh tahun, ia memperanakkan Abram, Nahor dan Haran.
[KJV]
And Terah lived seventy years, and begat Abram, Nahor, and Haran.
[Hebrew]
וַיְחִי־תֶרַח שִׁבְעִים שָׁנָה וַיֹּולֶד אֶת־אַבְרָם אֶת־נָחֹור וְאֶת־הָרָן׃
[Translit]
VAYEKHI-TERAKH SYIVIM SYANAH VAYOLED 'ET-'AVRAM 'ET-NAKHOR VE'ET-HARAN


Riwayat hidup Abraham disajikan dalam Kejadian 11:26-25:10, dan ringkasannya dalam Kisah Para Rasul 7:2-8.
Daftar keturunannya, langsung melalui putra-putranya Ishak dan Ismael, terdapat dalam Kejadian 25:11-19.
Hidup Abraham dijadikan teladan iman terhadap Tuhan oleh orang Yahudi, Kristen, dan Islam.

Etimologi nama Abram (Ibrani אברם - 'AVRAM) tidaklah pasti, tetapi mungkin berarti “bapak yang dimuliakan” dan mirip dengan nama-nama Semit Barat seperti Abiram, Ab(a)ram(a), juga terdapat dalam naskah-naskah tulisan paku dari abad 19-18.
Sesuai janji dalam perjanjian suci antara Allah dengan Abram dan keturunannya turun-temurun, namanya diganti menjadi Abraham (‘avraham’) yang berarti “bapak sejumlah besar bangsa.”
Perihal ini telah dianggap lain atau suatu bentuk dialektis dari Abram (H menunjukkan huruf hidup yang panjang seperti bahasa Arab Selatan) atau seperti suatu etimologi populer, karena RHM, “banyak,” tidak dikenal.

Ur-Kasdim, tempat Abraham dilahirkan, di mana ia hidup bersama bapaknya, Terah, dan saudaranya laki-laki, Nahor dan Haran, juga keponakannya, Lot.
Ia menikah dengan Sarai.
Setelah Haran meninggal dunia, Abraham pindah ke tanah Haran bersama istrinya, bapaknya dan Lot; kemudian Terah meninggal di Haran.
Oleh panggilan Allah, Abraham pada usia 75 tahun meninggalkan Haran bersama Lot dan via Sikhem dan Betel masuk ke Kanaan.
Bahaya kelaparan memaksa dia pergi ke Mesir melalui Negeb.
Di Mesir ia dan Sarai dapat lolos dari Firaun, hanya karena Allah mendatangkan tulah atas Firaun.
Sekembalinya di Betel timbul perselisihan antara Abraham dan Lot, yang selesai oleh kebijaksanaan Abraham mengizinkan Lot memilih lembah Yordan yang subur untuk penggembalaan ternak.

Allah menjanjikan Abraham memiliki seluruh daerah mulai dan Sungai Efrat ke arah barat daya, dan Abraham kembali ke Mamre dekat Hebron.
Karena penindasan dan perampokan atas Sodom dan Gomora oleh koalisi empat raja di bawah pimpinan Kedorlaomer, maka Abraham bersama orang-orangnya, juga teman-temannya orang Amori dan Mamre, mengejar dan mengalahkan perampok itu di dekat Damsyik dan menyelamatkan semua barang rampokan.
Kemudian, dalam perjalanan pulang, Abraham menerima berkat dari Melkisedek, seorang imam Allah Yang Mahatinggi.

Karena tidak punya anak, Abraham mengangkat Eliezer, budak yang lahir dan keluarga budak milik Abraham, menjadi ahli waris.
Tapi kini Abraham mendapat jaminan khusus dari Tuhan, bahwa ia sendiri akan mendapat seorang putra. Melalui anak ini akan timbul suatu bangsa di kemudian hari.
Jaminan khusus ini, dan pemilikan atas tanah, ditetapkan dengan suatu perjanjian. Sementara itu Sarai memberikan kepadanya Hagar, sebagai selir. Dengan Hagar ini, Abraham yang berusia 86 tahun, mendapat seorang putra yang dinamai Ismael.
Hagar, akibat mencemoohkan kemandulan Sarai, diusir dan pergi ke padang gurun dan mendapat pertolongan dari Malaikat Tuhan.

Tiga belas tahun kemudian Tuhan menampakkan diri lagi kepada Abraham, untuk menguatkan lagi perjanjian-Nya tentang masa depan keluarga, bangsa dan negerinya dengan memberikan sebuah tanda, yakni sunat bagi semua laki-laki dan mengganti nama Abram dan Sarai menjadi Abraham dan Sara.
Janji akan memperoleh seorang putra diteguhkan lagi oleh teofani lain di Mamre, walaupun Sara tidak percaya.
Ketika hukuman mengancam Sodom dan Gomora diberitahukan kepada Abraham, ia bicara demi keselamatan Lot, yang kini tinggal di sana. Dari Mamre ia menyaksikan kehancuran kota-kota dan mana Lot terhindar.

Abraham berangkat ke tanah Negeb, dan menetap di antara Kadesy dan Syur. Disitu kasus yang sifatnya sama dengan yang terjadi pada kunjungan sebelumnya di Mesir, hampir mengorbankan Sara.
Sara melahirkan Ishak bagi Abraham yang berusia 100 tahun. Demi kesinambungan pewaris garis keturunan, Abraham menyuruh Hagar dan Ismael pergi, suatu tindakan yang bertentangan dengan kebiasaan Hammurabi.
Tapi tindakannya itu didasarkan pada firman yang langsung dari Allah, karena Abraham segan mengambil tindakan berat demikian.
Abraham juga membuat perjanjian dengan Abimelekh, pemimpin Filistin, untuk menjamin hak-haknya di Bersyeba.

Ujian berat bagi kepercayaan Abraham ialah perintah Tuhan untuk mengorbankan Ishak di Moria. Ia patuh.
Tangan Abraham yang sementara bergerak hendak menyembelih Ishak, seketika terhenti, tiba-tiba Allah berseru dan seekor domba tersedia pengganti anaknya itu.
Dengan demikian maka perjanjian antara Tuhan dan Abraham diteguhkan sekali lagi.
Sara meninggal pada usianya 127 tahun, dan dikuburkan dalam sebuah gua di Makhpela, gua milik Abraham yang dibeli dari Efron.
Menjelang saat kematiannya Abraham menyumpah Eliezer untuk menjemput seorang istri bagi Ishak dari kaum keluarganya yang tinggal di Aram. Dengan demikian, anak dari kemenakan Abraham, keturunan Nahor, menjadi pengantin Ishak.

Peristiwa-peristiwa yang dianggap kelemahan besar dalam watak Abraham, ialah kasus penipuan yang terbukti terhadap Firaun di Mesir dan terhadap Abimelekh dari Gerar dengan meminta Sara mengaku adiknya demi menyelamatkan hidupnya sendiri.
Kasus-kasus tersebut menjadi contoh-contoh bagaimana Alkitab menggambarkan kekurangan-kekurangan bahkanpun para pahlawan besar, namun sifat sesungguhnya dari peristiwa-peristiwa itu, hingga kini, mungkin belum terpahami sepenuhnya.
Sebab Sara bukan tidak mungkin adik tiri Abraham. Pernikahan antar saudara tiri adalah biasa zaman itu di Mesir dan Asyur.
Pernyataan Abraham yang mengacu kepada Ishak dalam Kejadian 22:7-8 bisa dihubungkan dengan iman dari pada upaya menipu Ishak tentang tugas yang menunggu mereka. Kejadian 22, dan penyerahan Ishak, adalah penghukuman terhadap korban anak-anak.

Terhadap keluarganya sendiri Abraham menunjukkan kasih sayang yang tulus dan dalam. Ia diakui sebagai orang yang berhasil membina dan menuntun anak-anaknya dan keturunannya, supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan, yakni dengan menerapkan "kebenaran dan keadilan.”
Hambanya, Eliezer, dan sekutunya di Mamre mematuhi perintah-perintahnya. Abraham suka menjamu dan menghormati orang-orang yang tak dikenal; sifatnya murah hati tanpa pamrih. Ia mempunyai banyak pelayan dan harta milik, sanggup dan berani maju ke medan perang melawan musuh yang jumlahnya jauh lebih besar.

Abraham pada usianya yang lanjut menikah lagi dengan Ketura. Keturunannya dari perkawinan ini menjadi leluhur dari suku Dedan dan Midian.
Setelah Abraham mewariskan "segala harta miliknya" kepada Ishak, dan memberikan bagian kepada putra-putranya yang lain, Abraham meninggal pada usia 175 tahun dan dikuburkan di Makhpela.


ABRAHAM BERBOHONG

Bagaimana mungkin Allah mengizinkan,
Abraham memperkaya dirinya sendiri dengan berdusta?

Dua kali Abraham menyatakan Sarah, istrinya yang cantik, sebagai adiknya agar dia sendiri tidak dibunuh (Kejadian 12:10-20; 20:1-18).

Kali yang pertama.
Dia melakukan itu ialah ketika terjadi bencana kelaparan hebat di Kanaan sehingga dia merasa harus pergi ke Mesir agar bisa tetap hidup, (Kejadian 12:10).
Tetapi, setelah dia mendekati negeri kafir yang bejat ini, dia sadar bahwa nasibnya ada di bawah belas-kasihan suatu masyarakat yang tidak segan membunuh untuk merebut istrinya yang cantik guna dijadikan gundik bagi sang raja.
Abraham yakin akan dibunuh jika mereka mengetahui kebenaran status perkawinannya. Oleh karena itu, dia membujuk Sarah untuk sama-sama berdusta, sebab menganggap inilah satu-satunya jalan untuk menyelamatkan nyawanya.
Cukup bisa dipahami dalam keadaan seperti itu Sarah mengikuti permintaan Abraham. Tetapi, bagaimanapun, dua-duanya berdosa, sebab mereka menghilangkan semua kesempatan untuk memberikan kesaksian tentang kebenaran Allah dihadapan masyarakat Mesir yang menyembah berhala itu.

Para pegawai Firaun bertindak seperti apa yang diduga Abraham, mereka membawa Sarah kepada Firaun sebagai gundiknya yang baru (Sarah masih cantik meski berusia lebih dari 65 tahun!).
Tetapi, Abraham jadi malu dan terpojok ketika raja memberinya hadiah-hadiah berlebihan sehingga kekayaannya bertambah banyak - budak-budak, ternak, emas dan perak (Kejadian 12:16; 13:2).
Bahkan, sesudah Firaun ditimpa sakit mendadak, segera sesudah Sarah berada di istananya, dan dia tidak berhasil mengetahui dari para peramalnya tentang penyebab penderitaannya, dia menahan diri untuk tidak menuntut balas kepada Abraham atas tipu dayanya.
Barangkali Firaun mengerti tekanan yang dihadapi tamunya, yakni bahwa dia terancam jiwanya oleh karena istrinya. Firaun juga sangat tidak enak untuk melakukan dosa perzinahan - yang dilarang keras bahkan oleh agama bangsa Mesir (bdg. Book of the Dead, bab 125, bag. B19, karya Pritchard, ANET, halaman 35, di mana orang yang meninggal harus menyatakan bahwa dia tidak pernah berzinah).
Firaun gentar terhadap keperkasaan Allah Abraham yang mampu menghardik dia begitu cepat sehingga dia tidak dapat membawa Sarah ke tempat tidurnya sebelum dia tertimpa sakit parah.
Karena alasan-alasan inilah Firaun mengizinkan Abraham untuk meninggalkan Mesir dengan membawa serta semua mas kawin yang bagus-bagus yang sudah diberikan kepadanya sebagai wali Sarah.

Rupanya sangat jelas bahwa kisah mengenai kegagalan Abraham ini merupakan satu pencantuman yang jujur tentang imannya yang lemah sebagaimana dinyatakan melalui seluruh episode ini.
Seandainya Abraham tidak percaya bahwa YHVH (TUHAN) mampu melindunginya secara terhormat dan dengan penuh integritas ketika dia pergi ke Mesir, maka tentu dia sama sekali tidak pernah berangkat kesana.
Seperti yang terjadi, Abraham membawa aib bagi dirinya sendiri dan alasan yang mendorong dia bertindak demikian mendiskreditkan dirinya menurut ukuran-ukuran moral di Mesir.
Mengenai kekayaan Abraham yang bertambah melalui kemurahan hati Firaun, ada anggapan yang sangat jelas di mana raja ini punya kewajiban untuk menebus kerugian-kerugian akibat tindakan jahat yang dilakukan rakyatnya yang bejat terhadap orang-orang asing yang datang ke negeri itu.
Setelah Firaun mengetahui yang sebenarnya, dia harus mengakui Abraham telah bertindak secara logis ketika berdusta pada dirinya untuk bisa lepas dari bahaya.
Karenanya hampir tidak mungkin bahwa Allah bertanggung jawab atas peningkatan harta kekayaan Abraham; Sebab, itu kemauan Firaun sendiri, dan Firaun menganggap tidaklah benar memintanya kembali, bahkan sesudah ia mengetahui keadaan yang sebenarnya.
Abraham, tetap menguasai harta tambahan itu ketika ia kembali ke Kanaan, negeri yang Allah telah janjikan kepadanya.
Namun, mungkin benar, tahun-tahun lambat yang menyakitkan sesudah itu (dua puluh tahun atau lebih sampai dia berumur seratus tahun) sebagian disebabkan oleh kegagalan dan kurang percayanya pada kekuatan Allah untuk melindunginya baik di Mesir maupun kemudian di Gerar.

Kali yang kedua.
Di Kejadian 20, menceritakan kepada kita bagaimana mudahnya Abraham jatuh kedalam tipu daya serupa di Gerar, ketika dia sekali lagi takut akan keselamatannya oleh karena istrinya.
Seperti apa yang kemudian dikatakannya kepada Abimelekh dari Gerar: “Aku berpikir: Takut akan Allah tidak ada tempat ini; tentulah aku akan dibunuh karena isteriku,” (ayat 11).
Selanjutnya dia menerangkan, sebetulnya Sarah adalah saudara tirinya (ay. 12), kendatipun Sarah hidup bersamanya sebagai isteri.
Namun, kembali disini menunjukkan, Abraham kurang percaya pada kuasa Allah untuk memelihara dia dari bahaya maut, dan dia juga gagal untuk meninggikan kemuliaan Allah dihadapan mata dunia yang tidak percaya.
Sekalipun dia sudah mendapat seribu syikal sebagai jalan damai karena Abimelekh telah membawa Sarah ke istananya, tapi Abraham harus meninggalkan tempat itu dengan bayang-bayang keaiban.
Sekali lagi, sangat perlu kita memperhatikan bahwa kisah ini tidak menunjukkan dosa yang lebih ringan bagi Abraham dibandingkan dengan petualangan serupa di Mesir.
Dua kegagalan itu membuat dia tersingkir dengan tidak terhormat dan hal sangat memalukan, dan pengaruh Abraham terhadap orang Filistin sirna seperti kasusnya terhadap orang Mesir.

Perlu dipahami bahwa :
Meski Alkitab menulis kebohongan Abraham, namun Alkitab tidak membenarkan tindakan Abraham yang berbohong.
Kisah Abraham ditulis dalam Alkitab secara jujur, bahwa Abraham yang disebut “Bapa Orang Beriman” pun mengalami proses-proses.
Kejadian Abraham di mana ia menuruti Sarah untuk mengambil Hagar sebagai “istri”-nya pun merupakan bentuk kebimbangan akan kepercayaannya akan janji-janji Allah yang menjadikan dia sebagai Bapa bangsa-bangsa.

Meskipun Abraham pernah “lemah iman,” pernah “kurang sabar” menerima bukti janji Allah, namun demikian sampai akhir hayatnya Abraham tetap menyembah YHVH Elohim, dia tidak berpaling kepada ilah-ilah lain, dan pada akhirnya Abraham juga menurut apapun yang dikatakan Allah.
Termasuk ketika Abraham disuruh mempersembahkan Ishak, anak perjanjian. Kita melihat hal tersebut merupakan iman yang sempurna yang diperoleh dengan proses-proses.
Iman bukanlah sesuatu yang instan. Iman merupakan suatu perjalanan, suatu proses, yang sering menyakitkan. Akhir dari perjalanan hidup seseorang membuktikan kekuatan iman orang itu.
[Sumber: Greason L Archer, Encyclopedia of Bible Difficuties, Gandum Mas, 2004, P 146-148.]


MONOTEISME ABRAHAM

Abram (sebelum berubah menjadi Abraham) hidup dan tinggal di tengah-tengah komunitas penyembah berhala, politeisme.
Allah memiliki rencana yang khusus kepadanya. Abraham secara khusus dipilih (dikuduskan) untuk menjadi orang pilihan Allah yang akan menurunkan bangsa-bangsa penyembah Allah yang Esa.
Abraham secara khusus “dipisahkan” dari antara orang-orang lain yang politeisme. Kita mengenal kata Ibrani: קָדוֹשׁ - QADOSY dan קֹדֶשׁ - QODESY (Ibrani) dan ἅγιος – HAGIOS (Yunani), makna dasarnya adalah “pemisahan.”
Tindakan pemisahan kepada Abraham merupakan “pengudusan” yang berarti memisahkan dia dari sifat dan sikap politeisme dan membuat dirinya hanya bagi Allah.

QADOSY dapat berarti “terpisah” (dikhususkan) atau “terpotong dari,” digunakan terhadap keadaan terlepasnya seseorang atau suatu benda (supaya Allah dapat memakainya, terhadap keadaan orang atau obyek yang dilepas itu). Dan jadilah Abraham seorang penyembah Allah yang Esa.

Abraham menyatakan kepercayaannya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang kekal, yang mahatinggi, yang empunya (TUHAN) langit dan bumi, dan Hakim yang adil atas segala bangsa dan segenap umat manusia.
Baginya Tuhan adalah adil, bijaksana, benar dan adil, murah hati, dan pengampun. Bagaimanapun, Abraham juga menerima hukuman Tuhan yang dijatuhkan atas dosa, namun ia juga berbicara dengan Tuhan demi kepentingan Ismael dan Lot yang berdosa.
Abraham berhubungan dengan Allah dalam bentuk persekutuan yang akrab, dan dianugerahi Allah suatu wahyu yang khusus dalam bentuk penglihatan dan Tuhan berkenan mengunjunginya dalam ujud media manusiawi atau malaikat. Penampakan ini dikenal dalam istilah teologis “Theofani.”

Abraham beribadah kepada TUHAN Allah, dan memanggil Allah dengan Nama TUHAN dan ia mendirikan mezbah untuk tujuan ini.
Monoteisme Abraham ini jelas bertentangan dengan politeisme nenek moyangnya.
Abraham adalah seorang yang dipilih Allah untuk memulai suatu langkah yang awal bagi rencanaNya yang besar, dipilih dari antara para penyembah-penyembah berhala untuk menjadi seorang yang berkeyakinan hanya ada Allah yang Esa, dan Abraham memegang mandat ini untuk dilanjutkan secara turun temurun:

KEJADIAN 18 : 19
[LAI TB]
Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya.”
[KJV]
For I know him, that he will command his children and his household after him, and they shall keep the way of the LORD, to do justice and judgment; that the LORD may bring upon Abraham that which he hath spoken of him.
[Hebrew]
כִּי יְדַעְתִּיו לְמַעַן אֲשֶׁר יְצַוֶּה אֶת־בָּנָיו וְאֶת־בֵּיתֹו אַחֲרָיו וְשָׁמְרוּ דֶּרֶךְ יְהוָה לַעֲשֹׂות צְדָקָה וּמִשְׁפָּט לְמַעַן הָבִיא יְהוָה עַל־אַבְרָהָם אֵת אֲשֶׁר־דִּבֶּר עָלָיו׃
[Translit]
KI YEDATIV LEMA'AN 'ASYER YETSAVEH 'ET-BANAV VE'ET-BEITO 'AKHARAV VESYAMRU DEREKH YEHOVAH (baca 'Adonay) LA'ASOT TSEDAQAH UMISYPAT LEMA'AN HAVI 'YEHOVAH (baca 'Adonay) 'AL-'AVRAHAM 'ET 'ASYER-DIBER 'ALAV

Israel adalah “benih dari Abraham,” dan ini tindakan Allah untuk memperbanyak manusia dari satu orang dilihat sebagai penggenapan firman-Nya secara khusus.
“Allah Abraham” mengacu kepada Tuhan Allah di seluruh Alkitab, dan dengan nama itulah Ia menampakkan diri-Nya kepada Musa.
Monoteisme Abraham di tengah-tengah pemujaan berhala, cara Allah menampakkan diriNya kepadanya, memilih, membebaskan, dan memberkatinya, dan iman Abraham, merupakan tema yang mantap untuk nasihat, diskusi dan pandangan hidup (keimanan).

KISAH PARA RASUL 7 : 2
[LAI TB]
Jawab Stefanus: “Hai saudara-saudara dan bapa-bapa, dengarkanlah! Allah yang Mahamulia telah menampakkan diri-Nya kepada bapa leluhur kita Abraham, ketika ia masih di Mesopotamia, sebelum ia menetap di Haran,
[KJV]
And he said, Men, brethren, and fathers, hearken; The God of glory appeared unto our father Abraham, when he was in Mesopotamia, before he dwelt in Charran,
[TR]
ο δε εφη ανδρες αδελφοι και πατερες ακουσατε ο θεος της δοξης ωφθη τω πατρι ημων αβρααμ οντι εν τη μεσοποταμια πριν η κατοικησαι αυτον εν χαρραν
[Translit] ho de ephê andres adelphoi kai pateres akousate ho theos tês doxês ôphthê tô patri hêmôn abraam onti en tê mesopotamia prin ê katoikêsai auton en kharran

Abraham dipanggil Allah dari Mesopotamia ke negeri Kanaan, sekitar tahun 2000 SM. Di sana ia mengadakan perjanjian: Abraham diminta mengakui bahwa YHVH adalah Allah dan otoritas tertinggi satu-satunya dan universal (monoteisme), dan untuk itu Abraham akan diberkati dengan keturunan yang tak terhitung banyaknya.
Kehidupannya yang dikisahkan dalam Kitab Kejadian (pasal 11–25) dapat mencerminkan berbagai tradisi.

Iman Abraham adalah teladan yang paling mencolok dalam hal ketaatan dan kesiapannya melakukan apapun perintah Tuhan.
Karena iman, iapun meninggalkan Ur-Kasdim, tindakan yang diberi penekanan oleh Stefanus. Demikian juga ia dipimpin meninggalkan Haran. Karena iman, ia menerima kehidupan setengah mengembara atau "musafir,” kendati negeri Kanaan telah dijanjikan kepadanya.
Abraham mengalami, hanya merasakan sebagian dari keseluruhan penggenapan perjanjian itu, yakni menempati sebidang tanah kecil di Makhpela dan memperoleh hak di dekat Bersyeba.
Pencobaan paling berat atas iman Abraham, yakni saat ia diminta mengorbankan Ishak, putra kandungnya yang secara manusiawi Ishak-lah satu-satunya jalan untuk perjanjian Tuhan dapat digenapi tepat seutuhnya.
Imannya dialaskan pada kepercayaan akan kekuasaan Tuhan, bila perlu, untuk membangkitkan anaknya dan antara orang mati.
Kepercayaan Abraham kepada Allah yang monotheis juga diikuti oleh seluruh keluarga, juga hamba-hambanya, Abraham menciptakan komunitas “monoteis” di lingkungannya secara turun temurun:

Keturunan Abraham, dan Lingkungan Abraham,
mengenal Allah-nya Abraham:

Ishak mengenal Allah-nya Abraham, dan Ishak memberkati Yakub dengan berkat Allah Abraham:

KEJADIAN 28 : 3 – 4
[28:3 LAI TB]
Moga-moga Allah Yang Mahakuasa memberkati engkau, membuat engkau beranak cucu dan membuat engkau menjadi banyak, sehingga engkau menjadi sekumpulan bangsa-bangsa.
[KJV]
And God Almighty bless thee, and make thee fruitful, and multiply thee, that thou mayest be a multitude of people;
[Hebrew]
וְאֵל שַׁדַּי יְבָרֵךְ אֹתְךָ וְיַפְרְךָ וְיַרְבֶּךָ וְהָיִיתָ לִקְהַל עַמִּים׃
[Translit]
VE'EL SYADAY YEVAREKH OTKHA VEYAFREKHA VEYARBEKHA VEHAYITA LIQHAL 'AMIM

[28:4 LAI TB]
Moga-moga Ia memberikan kepadamu berkat yang untuk Abraham, kepadamu serta kepada keturunanmu, sehingga engkau memiliki negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yang telah diberikan Allah kepada Abraham.”
[KJV]
And give thee the blessing of Abraham, to thee, and to thy seed with thee; that thou mayest inherit the land wherein thou art a stranger, which God gave unto Abraham.
[Hebrew]
וְיִתֶּן־לְךָ אֶת־בִּרְכַּת אַבְרָהָם לְךָ וּלְזַרְעֲךָ אִתָּךְ לְרִשְׁתְּךָ אֶת־אֶרֶץ מְגֻרֶיךָ אֲשֶׁר־נָתַן אֱלֹהִים לְאַבְרָהָם׃
[Translit] VEYITEN-LEKHA 'ET-BIRKAT 'AVRAHAM LEKHA ULEZARAKHA 'ITAKH LERISYTEKHA 'ET-'ERETS MEGUREIKHA 'ASYER-NATAN 'ELOHIM LE'AVRAHAM

Yakub (Israel) mengenal Allah-nya Abraham:

KEJADIAN 28 : 13
[LAI TB]
Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman: “Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu.
[KJV]
And, behold, the LORD stood above it, and said, I am the LORD God of Abraham thy father, and the God of Isaac: the land whereon thou liest, to thee will I give it, and to thy seed;
[Hebrew]
וְהִנֵּה יְהוָה נִצָּב עָלָיו וַיֹּאמַר אֲנִי יְהוָה אֱלֹהֵי אַבְרָהָם אָבִיךָ וֵאלֹהֵי יִצְחָק הָאָרֶץ אֲשֶׁר אַתָּה שֹׁכֵב עָלֶיהָ לְךָ אֶתְּנֶנָּה וּלְזַרְעֶךָ׃
[Translit] VEHINEH YEHOVAH (baca:'Adonay) NITSAV 'ALAV VAYOMAR 'ANI YEHOVAH (baca:'Adonay) 'ELOHEY 'AVRAHAM 'AVIKHA VELOHEY YITSKHAQ HA'ARETS 'ASYER 'ATAH SYOKHEV 'ALEIHA LEKHA 'ETNENA ULEZAREKHA

Keturunan Israel, pun mengenal Allah-nya Abraham, dengan Allah memperkenalkan diri-Nya kepada Musa pemimpin bangsa Israel:

KELUARAN 3 : 6
[LAI TB]
Lagi Ia berfirman: “Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub." Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah.
[KJV]
Moreover he said, I am the God of thy father, the God of Abraham, the God of Isaac, and the God of Jacob. And Moses hid his face; for he was afraid to look upon God.
[Hebrew]
וַיֹּאמֶר אָנֹכִי אֱלֹהֵי אָבִיךָ אֱלֹהֵי אַבְרָהָם אֱלֹהֵי יִצְחָק וֵאלֹהֵי יַעֲקֹב וַיַּסְתֵּר מֹשֶׁה פָּנָיו כִּי יָרֵא מֵהַבִּיט אֶל־הָאֱלֹהִים׃
[Translit] VAYOMER 'ANOKHI ELOHEY 'AVIKHA 'ELOHEY AVRAHAM 'ELOHEY YITSKHAQ VELOHEY YA'AQOV VAYASTER MOSYEH PANAV KI' YARE MEHABIT 'EL-HA'ELOHIM

Yang bukan keturunan Abraham, yaitu hamba dari Abraham pun mengenal Allah-nya Abraham:

KEJADIAN 24 : 27
[LAI TB]
serta berkata: “Terpujilah TUHAN, Allah tuanku Abraham, yang tidak menarik kembali kasih-Nya dan setia-Nya dari tuanku itu; dan TUHAN telah menuntun aku di jalan ke rumah saudara-saudara tuanku ini!.”
[KJV]
And he said, Blessed be the LORD God of my master Abraham, who hath not left destitute my master of his mercy and his truth: I being in the way, the LORD led me to the house of my master's brethren.
[Hebrew]
וַיֹּאמֶר בָּרוּךְ יְהוָה אֱלֹהֵי אֲדֹנִי אַבְרָהָם אֲשֶׁר לֹא־עָזַב חַסְדֹּו וַאֲמִתֹּו מֵעִם אֲדֹנִי אָנֹכִי בַּדֶּרֶךְ נָחַנִי יְהוָה בֵּית אֲחֵי אֲדֹנִי׃
[Translit] VAYOMER BARUKH YEHOVAH (baca: 'Adonay) 'ELOHEY 'ADONI 'AVRAHAM 'ASYER LO-'AZAV KHASDO VA'AMITO ME'IM 'ADONI 'ANOKHI BADEREKH NAKHANI YEHOVAH (baca: 'Adonay) BEIT 'AKHEI 'ADONI

Di masa ribuan tahun setelah Abraham, Ishak dan Yakub (Israel), keturunannya tetap mengenal Allah-nya Abraham, bangsa Israel di masa Perjanjian Baru tetap mengenal Allah-nya Abraham, sampai sekarang:

KISAH PARA RASUL 7 : 32
[LAI TB]
Akulah Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Maka gemetarlah Musa, dan ia tidak berani lagi melihatnya.
[KJV]
Saying, I am the God of thy fathers, the God of Abraham, and the God of Isaac, and the God of Jacob. Then Moses trembled, and durst not behold.
[TR]
εγω ο θεος των πατερων σου ο θεος αβρααμ και ο θεος ισαακ και ο θεος ιακωβ εντρομος δε γενομενος μωσης ουκ ετολμα κατανοησαι
[Translit]
egô ho theos tôn paterôn sou ho theos abraam kai ho theos isaak kai ho theos iakôb entromos de genomenos môsês ouk etolma katanoêsai

Bahkan keturunan-keturunan-nya yang lain, yakni yang menjadi bangsa-bangsa lain pun masih mengenal Allah-nya Abraham, Yitro, seorang bangsa Midian, Yitro mewarisi kepercayaan dari Abraham, ia menyembah Allahnya Abraham.
Yitro memiliki peran besar kepada Musa, Yitro menasihati Musa supaya mendelegasikan urusan peradilan, yaitu dengan menunjuk pemimpin-pemimpin yang dapat meringankan tugas Musa selaku hakim perkara-perkara kecil di antara orang Israel. Ini dicatat dalam bagian bacaan Taurat yang diberi “Yitro,” (Keluaran 18:1-20:23).
Selain bukti bangsa Midian mengenal Allah Abraham, bangsa Arab juga mengenal Allah Abraham, sumber Islam menulis sbb:

Qs 29:27
[http://www.alquran-indonesia.com/web/qu ... ails/29/20]
Dan Kami anugrahkan kepada Ibrahim, Ishak dan Yakub, dan Kami jadikan kenabian dan Al Kitab pada keturunannya, dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia; dan sesungguhnya dia di akhirat, benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.

Abraham mempunyai arti yang sangat penting bagi semua agama samawi yaitu Yahudi, Kristen dan Islam.
Islam menganggap Ibrahim sebagai bapaknya orang-orang mu'min, karena Allah menetapkannya demikian. Ia adalah contoh ideal dari seorang yang disebut mu'min. Ini ditunjukkan Abraham dengan penyerahan diri yang sempurna kepada Allah, dengan kesediaannya untuk menyembelih anak kesayangannya.
Abraham sebagai leluhur bangsa Israel dan bangsa-bangsa lain yang menyembah Allah yang Esa. Iman Abraham sangat teguh dan ia dikenal sebagai sahabat Allah:

2 TAWARIKH 20 : 7
[LAI TB]
Bukankah Engkau Allah kami yang menghalau penduduk tanah ini dari depan umat-Mu Israel, dan memberikannya kepada keturunan Abraham, sahabat-Mu itu, untuk selama-lamanya?
[KJV]
Art not thou our God, who didst drive out the inhabitants of this land before thy people Israel, and gavest it to the seed of Abraham thy friend for ever?
[Hebrew]
הֲלֹא ׀ אַתָּה אֱלֹהֵינוּ הֹורַשְׁתָּ אֶת־יֹשְׁבֵי הָאָרֶץ הַזֹּאת מִלִּפְנֵי עַמְּךָ יִשְׂרָאֵל וַתִּתְּנָהּ לְזֶרַע אַבְרָהָם אֹהַבְךָ לְעֹולָם׃
[Translit]
HALO' 'ATAH 'ELOHÊYNU HORASYTA 'ET-YOSYEVEY HA'ARETS HAZO'T MILIFNYY 'AMEKHA YISRA'EL VATITENAH LEZERA' 'AVRAHAM 'OHAVKHA LE'OLAM

Keturunan dan orang-orang di lingkungan Abraham mengenal Allah-nya Abraham. Perihal ini, terjadi karena Abraham memegang teguh ketetapan secara turun-temurun:

KEJADIAN 17 : 7 – 9
[17:7 LAI TB]
Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.
[KJV]
And I will establish my covenant between me and thee and thy seed after thee in their generations for an everlasting covenant, to be a God unto thee, and to thy seed after thee.
[Hebrew]
וַהֲקִמֹתִי אֶת־בְּרִיתִי בֵּינִי וּבֵינֶךָ וּבֵין זַרְעֲךָ אַחֲרֶיךָ לְדֹרֹתָם לִבְרִית עֹולָם לִהְיֹות לְךָ לֵאלֹהִים וּלְזַרְעֲךָ אַחֲרֶיךָ׃
[Translit]
VAHAQIMOTI 'ET-BERITI BEINI UVEINEKHA UVEIN ZARAKHA 'AKHAREIKHA LEDOROTAM LIVRIT 'OLAM LIHYOT LEKHA LELOHIM ULEZARAKHA 'AKHAREIKHA

[17:8 LAI TB]
Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka.”
[KJV]
And I will give unto thee, and to thy seed after thee, the land wherein thou art a stranger, all the land of Canaan, for an everlasting possession; and I will be their God.
[Hebrew]
וְנָתַתִּי לְךָ וּלְזַרְעֲךָ אַחֲרֶיךָ אֵת ׀ אֶרֶץ מְגֻרֶיךָ אֵת כָּל־אֶרֶץ כְּנַעַן לַאֲחֻזַּת עֹולָם וְהָיִיתִי לָהֶם לֵאלֹהִים׃
[Translit]
VENATATI LEKHA ULEZARAKHA 'AKHAREIKHA 'ET 'ERETS MEGUREIKHA 'ET KOL-'ERETS KENA'AN LA'AKHUZAT 'OLAM VEHAYITI LAHEM LELOHIM

[17:9 LAI TB]
Lagi firman Allah kepada Abraham: “Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun.
[KJV]
And God said unto Abraham, Thou shalt keep my covenant therefore, thou, and thy seed after thee in their generations.
[Hebrew]
וַיֹּאמֶר אֱלֹהִים אֶל־אַבְרָהָם וְאַתָּה אֶת־בְּרִיתִי תִשְׁמֹר אַתָּה וְזַרְעֲךָ אַחֲרֶיךָ לְדֹרֹתָם׃
[Translit]
VAYOMER 'ELOHIM 'EL-'AVRAHAM VE'ATAH 'ET-BERITI TISYMOR 'ATAH VEZARAKHA 'AKHAREIKHA LEDOROTAM

Pada zaman Perjanjian Baru Abraham tetap dihormati sebagai leluhur Israel, sebagai leluhur keturunan Lewi yang menerima jabatan imam, dan sebagai leluhur Mesias sendiri.
Takhayul Yahudi terpopuler yang mengatakan bahwa bangsa keturunan Abraham membawa berkat dari Tuhan, disangkal oleh Yohanes Pembaptis dan Paulus, namun persekutuan Yahudi sebagai keturunan Abraham adalah gambaran nyata dari persekutuan orang percaya dalam Kristus.

Sumpah, persetujuan, janji, dan berkat yang dianugerahkan kepada Abraham oleh pilihan Allah yang bebas, diwarisi oleh anak-anaknya karena iman.
Iman Abraham adalah model iman yang dibenarkan, yaitu saat proklamasi Injil yang universal pada pra-Kristus. Ketaatan Abraham karena iman ketika disuruh berangkat dari Ur-Kasdim, menjalani hidup mengembara seperti “orang asing,” dan ketaatan Abraham untuk mempersembahkan Ishak, dicatat sebagai teladan iman dalam perbuatan.
Sebagai nabi akbar yang menerima perjanjian Tuhan, Abraham memainkan peranan yang unik baik dalam tradisi Yahudi dan Islam.

Tidak ada komentar: