MUHAMMAD
di dalam
Perjanjian Lama                Benarkah?

Page 13


Siapa Anak Pengorbanan,
Ismael atau Ishak?

Banyak perdebatan menggelitik seputar isu anak pengorbanan.
Dari segi Alkitab, sebenarnya ini sudah lebih dari jelas, anak yang dikorbankan itu adalah Ishak, anak perjanjian Allah.
Kisah tersebut Alkitab mendetailkannya secara luar biasa. Lebih lagi, bahwa kisah ini terjadi dalam rancangan Tuhan untuk gambaran simbolis perihal jauh kelak akan datang ANAK PENGORBANAN, bagi seisi dunia, yaitu Penebusan Kristus.

Kisah Abraham diatas diimani turun-temurun, dibenarkan oleh segala nabi, berjalan tanpa ada pihak yang menyalahinya selama 2600 tahun!
Namun, tiba-tiba, dengan klaim dari pengkritik kalangan Muslim dengan dasar “tafsir” Kitab-Sucinya, dan bukan apa yang tertulis, sosok pengorbanan Ishak ini dianggap tidak benar. Yang dibenarkan adalah Ismael.
Maka kembali kita dapat melihat betapa mereka ini datang dengan menenteng “kebenaran alternatif” yang mengklaim Ismael ketimbang Ishak, sebagaimana pula mereka mengalihkan kemesiasan Yesus (atau Roh Kudus) menjadi sosok “Ahmad.”

Namun, teman-teman muslim sering lupa, bahwa klaim yang satu ini tidak berdasarkan Qur’an yang manapun!
Dengan kata lain, Muhammad sendiri tidak pernah mengklaim hal ini dan tidak menyebut nama sang anak yang akan dikorbankan. Nama itu datangnya dari tafsiran manusia secara deduktif dari Surat 37.

Sesungguhnya sarjana-sarjana kalangan Muslim sendiri merasa aneh mengapa Allah sepertinya kurang-tegas” berwahyu untuk menyebutkan nama ISMAIL, jikalau datangnya Qur’an dimaksudkan sebagai pengkoreksi Alkitab yang salah.
Padahal Muslim amat percaya bahwa alasan Qur’an didatangkan adalah melaksanakan pengkoreksian Kitab “Filling all the Gaps, correcting all the errors.”

Kemudian, sebagian pakar coba menjelaskan keanehan ini dengan berupaya membuat dalil:
bahwa, karena isu ini menyangkut nama yang sudah tergores-mati di Alkitab sejak Musa (bukan suatu nubuat yang masih bisa di-interpretasikan), maka Muhammad agaknya masih ragu-ragu membuka front perselisihan terhadap kaum Yahudi yang sangat tahu akan Kitab mereka.

Hal ini mengingat, Surat 37 adalah ayat-ayat makkiyah (yang diturunkan di Mekkah, umumnya masihlah lunak menghadapi ajaran Yahudi dan Nasrani), sehingga sungguh bisa dimengerti mengapa Muhammad tidak melontarkan “koreksinya” secara lantang, kalau itu mau disebut sebagai koreksi.

Sebenarnya, dari sumber-sumber Islam sendiri (Al Qur’an dan Hadits), para sarjana tidak bisa “mentuntaskan benar-benar” bahwa Ismael adalah anak pengorbanan itu. Malahan disitu terdapat kisah-kisah antara Hadits dan Qur’an yang tidak selalu sejalan.
Oleh karena itu, Muslim justru lebih getol mengotak-atik Alkitab guna melihat kalau-kalau ditemukan “jejak-jejak Ismael” di sana ketimbang Ishak.

Di sini kita hanya akan membahas isu ini dari segi yang paling sering disalah-pahami oleh teman Muslim, yaitu dari segi istilah posisi Anak Tunggal seperti yang dimaksudkan Alkitab bagi Ishak.
Sebab gara-gara istilah Anak-Tunggal inilah, teman-teman Muslim merasa bahwa anak pengorbanan itu pastilah Ismael, karena Ismael adalah anak yang lahir lebih dulu yang sempat berstatus “tunggal” selama belasan tahun sebelum kelahiran Ishak. Sementara Ishak tidak pernah ada peluang tunggal, karena ia adalah anak kedua.

1.
ISHAK ADALAH ANAK PERNJANJIAN ALLAH, BUKAN SEKEDAR ANAK HASIL PERSETUBUHAN

Kelahiran dan kedatangan Ismael, tidak pernah dijanjikan kepada Abraham atau siapapun.
Ismael adalah anak kedagingan yang justru terjadi karena Abraham sendiri yang berprakarsa di luar janji Tuhan. Ia tidak sabar menantikan janji Tuhan. Abraham secara jasmani setuju atas usulan “pintar” dari sang istri, Sarah, untuk menghamili Hagar, budaknya, agar segera mendapat keturunan :

KEJADIAN 16 : 1 – 4
[16:1]
Adapun Sarai, isteri Abram itu, tidak beranak. Ia mempunyai seorang hamba perempuan, orang Mesir, Hagar namanya.
[16:2]
Berkatalah Sarai kepada Abram: Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak.” Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai.
[16:3]
Jadi Sarai, isteri Abram itu, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir itu, -- yakni ketika Abram telah sepuluh tahun tinggal di tanah Kanaan --, lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi isterinya.
[16:4]
Abram menghampiri Hagar, lalu mengandunglah perempuan itu. Ketika Hagar tahu, bahwa ia mengandung, maka ia memandang rendah akan nyonyanya itu.

Sebaliknya, hanya Ishak-lah yang menjadi anak perjanjian Allah, malahan perjanjian yang kekal:

KEJADIAN 17 : 19
Tetapi Allah berfirman: Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya.

Ishak satu-satunya anak yang dimeteraikan Allah ketika Allah berkata yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak,” (Kejadian 21:12). Maka, Ishak-lah “anak-tunggal” dihadapan Allah. Lihatlah ayat-ayat dibawah ini sederetan posisi “anak” yang dimaksudkan Tuhan :

KEJADIAN 15 : 3 – 6
[15:3]
Lagi kata Abram: Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku.”
[15:4]
Tetapi datanglah firman TUHAN kepadanya, demikian: Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu.”
[15:5]
Lalu TUHAN membawa Abram keluar serta berfirman: Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya.” Maka firman-Nya kepadanya: Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.”
[15:6]
Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.

Ayat-ayat diatas diperjelas dengan ayat-ayat ini :

KEJADIAN 17 : 19
Tetapi Allah berfirman: Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya.

KEJADIAN 18 : 10
Dan firman-Nya: Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki.” Dan Sara mendengarkan pada pintu kemah yang dibelakang-Nya.

KEJADIAN 21 : 1 – 3, 12
[21:1]
TUHAN memperhatikan Sara, seperti yang difirmankan-Nya, dan TUHAN melakukan kepada Sara seperti yang dijanjikan-Nya.
[21:2]
Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham dalam masa tuanya, pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya.
[21:3]
Abraham menamai anaknya yang baru lahir itu Ishak, yang dilahirkan Sara baginya.
[21:12]
Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: “Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak.

Kemudian bacalah kesimpulannya di dalam Kitab Ibrani, sebagai berikut:

IBRANI 11 : 17 – 19
[11:17]
Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal,
[11:18]
walaupun kepadanya telah dikatakan: “Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu.”
[11:19]
Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.

2.
ALLAH MENYEBUTKAN ISHAK BERULANG KALI DENGAN “ANAK TUNGGAL” (dari Abraham).

Hal itu guna mempertegas pembedaannya dengan “anak Abraham” dalam pengertian dunia, yang termasuk anak kedagingan, Ismael.
Di dalam Kejadian pasal 22, Allah sengaja menegaskan sampai TIGA KALI (anak tunggal, ayat ke 2, 12, dan 16), sebagai berikut:

KEJADIAN 22 : 2, 12, 16
[22:2]
Firman-Nya: Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.”
[22:12]
Lalu Ia berfirman: “Jangan bunuh anak itu dan jangan kau apa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.”
[22:16]
kata-Nya: “Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri -- demikianlah firman TUHAN --: Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku,

Ayat diatas cukup untuk menolak tuduhan dari kalangan Muslim yang tanpa bukti bahwa telah terjadi pemalsuan di dalam ayat ke-2 dengan menambah nama Ishak yang tadinya tidak ada (“Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak”).

Andaikata nama Ishak itu SISIPAN PEMALSUAN seperti apa yang dituduhkan, bukankah si-pemalsu justru akan menghapus kata “Tunggal” dan tidak malahan menambahinya sampai TIGA KALI?
Degan mudah hal itu dapat dilakukan oleh si-pemalsu hingga tidak ada tafsiran plintiran yang lain, selain sosok Ishak sajalah yang ada. Namun, justru itulah Alkitab, ia mencatat kebenaran Allah secara lurus.

3.
POSISI ANAK TUNGGAL ISHAK DIBUKTIKAN DALAM HAK WARISNYA

Alkitab tegas menjelaskan bahwa anak-anak dari budak/gundik dari Abraham hanya diberi sekedar pemberian (Kejadian 25:6), mereka dipisahkan ke Tanah Timur.

KEJADIAN 25 : 5 – 6
[25:5]
Abraham memberikan segala harta miliknya kepada Ishak,
[25:6]
tetapi kepada anak-anaknya yang diperolehnya dari gundik-gundiknya ia memberikan pemberian; kemudian ia menyuruh mereka -- masih pada waktu ia hidup -- meninggalkan Ishak, anaknya, dan pergi ke sebelah timur, ke Tanah Timur.

Disitu tampak bahwa Ismael tidak mempunyai hak kesulungan.
Dan, itu memperlihatkan betapa Abraham taat kepada Allah yang sudah menolak hak-hak bagi Ismael, apalagi hak kesulungan, bandingkan dengan ayat ini :

KEJADIAN 17 : 19
Tetapi Allah berfirman: Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya.

Sebaliknya Ishak mendapat semua harta milik ayahnya :

KEJADIAN 24 : 36
Dan Sara, isteri tuanku itu, sesudah tua, telah melahirkan anak laki-laki bagi tuanku itu; kepada anaknya itu telah diberikan tuanku segala harta miliknya.

KEJADIAN 25 : 5
Abraham memberikan segala harta miliknya kepada Ishak,

Ishak adalah pewaris tunggal untuk harta benda maupun untuk garis kenabian.

4.
PENCAHARIAN DAN RESTU JODOH SANG ANAK MELIBATKAN SANG AYAH

Kepentingan Abraham terhadap keturunannya yang dimeteraikan Allah terlihat pada kepentingannya mencari jodoh bagi pewarisnya. Dan itu dilakukan Abraham kepada Ishak:

KEJADIAN 24 : 4
Tetapi engkau harus pergi ke negeriku dan kepada sanak saudaraku untuk mengambil seorang isteri bagi Ishak, anakku.”

Selanjutnya, silahkan baca Kejadian pasal 24 selengkapnya.
Sebaliknya, Ismael, anak dari budak, biarlah diurus oleh ibunya:

KEJADIAN 21 : 21
Maka tinggallah ia di padang gurun Paran, dan ibunya mengambil seorang isteri baginya dari tanah Mesir.

Karena Hagar itu dari Mesir, tentulah ia mengambil menantu dari Mesir, bukan dari Arab seperti yang dikisahkan dalam Hadits.

5.
KEBENARAN NUBUAT ALLAH BAGI GARIS KETURUNAN ISHAK

Sebagaimana Adam yang telah melanggar perintahNya namun tetap dikasihi Allah, begitu pula Allah tetap mengasihi Abraham yang pernah “melanggar” pesanNya, yaitu tidak sabar menunggu dan meragukan janji Tuhan akan kehadiran seorang anak dan terlanjur mendekati Hagar.
Dari hubungan keduanya menghasilkan anak kedagingan yang bernama Ismael. Begitupun, keturunan Ismael ini tetap diberkati Allah secara kedagingan/duniawi.
Allah menjadikan 12 raja dan bangsa besar bagi keturunan Ismael!

Namun, harap dibedakan, bahwa secara rohani, Allah tetap tidak bisa mencampurkan garis keturunan kenabian “anak perjanjian” dan “anak kedagingan.”
Allah harus berkata benar, dan itu dilakukanNya dengan berkata tidak,” bagi Ismael, (Kejadian 17:19).
Artinya, anak pewarisan dan keturunan kenabian tidak diberikan kepada Ismael, melainkan kepada Ishak. Dan secara bersamaan “garis kenabian dan kitab” ini dikonfirmasikan oleh Al~Qur'an :

QS 29:27
(http://quran.al-islam.com/Targama/DispT ... a=27&t=ind)
Dan Kami anugerahkan kepada Ibrahim, Ishak dan Yakub, dan Kami jadikan kenabian dan Al Kitab pada keturunannya, dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia; dan sesungguhnya dia di akhirat, benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.

QS 19:49
(http://quran.al-islam.com/Targama/DispT ... a=49&t=ind)
Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishak, dan Yakub. Dan masing-masingnya Kami angkat menjadi nabi.


SEJARAH SELANJUTNYA

Hagar beserta anaknya terusir dan terlepas dari tradisi keluarga nabi-nabi dengan meninggalkan sejumlah persoalah terbuka bagi para sarjana :

1.
Ketika Ismael dianggap oleh para Muslim sebagai bapak bangsa Arab, maka mereka terbentur pada darah bapaknya (Ibrahim) yang bukan Arab. Sedangkan ibu dari Ismael adalah Hagar, seorang dari Mesir, yang juga mengambilkan seorang istri bagi Ismael, seorang perempuan Mesir pula (Kejadian 21:8-21).

Abraham adalah seorang Ibrani, kita rujuk ayatnya, berikut:

KEJADIAN 14 : 13
Kemudian datanglah seorang pelarian dan menceritakan hal ini kepada Abram, orang Ibrani itu, yang tinggal dekat pohon-pohon tarbantin kepunyaan Mamre, orang Amori itu, saudara Eskol dan Aner, yakni teman-teman sekutu Abram
[KJV]
And there came one that had escaped, and told Abram the Hebrew; for he dwelt in the plain of Mamre the Amorite, brother of Eshcol, and brother of Aner: and these were confederate with Abram.
[Hebrew]
וַיָּבֹא הַפָּלִיט וַיַּגֵּד לְאַבְרָם הָעִבְרִי וְהוּא שֹׁכֵן בְּאֵלֹנֵי מַמְרֵא הָאֱמֹרִי אֲחִי אֶשְׁכֹּל וַאֲחִי עָנֵר וְהֵם בַּעֲלֵי בְרִית־אַבְרָם׃
[Translit]
VAYAVO' HAPALIT VAYAGED LE'AVRAM HA'IVRI VEHU' SYOKHEN BE'ELONEY MAMRE' HA'EMORI 'AKHI 'ESYKOL VA'AKHI 'ANER VEHEM BA'ALEY VERIT-'AVRAM

2.
Ketika Ismael dianggap sebagai leluhur nabi Islam, mereka terbentur pada garis kenabian Ismael yang terputus selama 2600 tahun, tanpa sebuah manuskrip sejarah pra-Muhammad atau arkeologi! Benturan ini tersirat pula dalam ayat-ayat ini :

QS 29:27
(http://quran.al-islam.com/Targama/DispT ... a=27&t=ind)
Dan Kami anugrahkan kepada Ibrahim, Ishak dan Yakub, dan Kami jadikan kenabian dan Al Kitab pada keturunannya, dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia; dan sesungguhnya dia di akhirat, benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.

QS 19:49
(http://quran.al-islam.com/Targama/DispT ... a=49&t=ind)
Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishak, dan Yakub. Dan masing-masingnya Kami angkat menjadi nabi.

3.
Baitullah dan “Agama Ibrahim yang benar dan lurus,” termasuk Kalimat Tauhid yang kekal yang pernah ditegakkan oleh Ibrahim dan anaknya di Mekah, ternyata sama-sekali tidak dikenal oleh masyarakat pra-Islam di sana. Mengapa referensi Allah bisa hilang di tempat yang paling diberkahi? (Qs 2:125; 6:161; 3:95; 43:28; 14:35-37, 40 dll.)

Atas kisah Anak-Kurban ini, Islam menegakkan ritual sedekah (kambing kurban atau lainnya) kepada orang-orang miskin pada Hari Raya Haji. Tetapi ayat yang mendasarinya sesungguhnya berkonsepkan penebusan, bukan sedekahan :

QS 37:107
(http://quran.al-islam.com/Targama/DispT ... =107&t=ind)
“Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar” (mulia).

Namun, kebanyakan umat Muslim tidak tahu bahwa Allah sengaja mendesign peristiwa ini secara istimewa dan sangat bermakna guna perlambangan penebusan bagi umat manusia lewat Anak Domba Allah (Yesus).
Karena, kisah tersebut pada awalnya seperti teka-teki yang amat membingungkan. Bagaimana mungkin Allah yang amat benci terhadap “pengorbanan-anak” yang dilakukan oleh kebiasaan orang kafir, justru diminta sendiri oleh Allah? (Reff. Imamat 18:21).
Ternyata ini perlambangan/perumpamaan yang ingin disampaikan Allah kepada umatNya, (lihat Hosea 12:11) :

  • Manusia berdosa, dilambangkan pada Ishak yang memikul beban kayu, (Kejadian 22:6).
  • Dihukum mati, dilambangkan oleh Allah yang menuntut kematian Ishak, manusia berdosa (Kejadian 22:2), sesuai menurut hukum keadilanNya: “upah dosa adalah maut.”
  • Penebusan lewat penyaliban Yesus, yang adalah Anak Domba Allah seperti yang disaksikan oleh Nabi Yahya (Yohanes 1:29), adalah dilambangkan dengan penyembelihan seekor anak domba jantan sebagai tebusan dari Allah bagi manusia berdosa (Kejadian 22:13). Jadi, bukan penyembelihan kambing guna sedekahan kepada manusia.

HOSEA 12 : 11
Aku berbicara kepada para nabi dan banyak kali memberi penglihatan dan memberi perumpamaan dengan perantaraan para nabi.

KEJADIAN 22 : 2, 6, 13
[22:2]
Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.”
[22:6]
Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang ditangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
[22:13]
Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan dibelakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya.

YOHANES 1 : 29
Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.”

Allah, Abraham, Yahya, dan Yesus, telah berkata dalam “bahasa yang sama” tentang kurban berdarah ini guna penebusan dosa dunia.

Allah :
”… Aku telah memberikan darah itu kepadamu diatas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu, karena darah mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa.” (Imamat 17:11).

Abraham :
”Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya.” (Kejadian 22:8).

Yahya :
”Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.” (Yohanes 1:29).

Yesus :
”inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.” (Matius 26:28).

Itulah lambang, sekaligus nubuat dan janji Allah yang paling tinggi untuk umat manusia, yaitu KESELAMATAN.
Jadi, bukanlah lambang sedekahan.

Maka, alangkah indahnya manusia mendapatkan Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub yang Dia sendiri mau berkorban dan menebus umatNya dari hukuman kematian.
Ia tidak meninggalkan umatnya tanpa keselamatan.
Dan itulah perlambangan Ishak, ANAK TUNGGAL PERJANJIAN.

Tidak ada komentar: