MUHAMMAD
di dalam
Perjanjian Lama                Benarkah?

Page 03

Apakah Muhammad Keturunan Ismail?

MENURUT MUSLIM :

H.R. AT-TURMUDZI, dari Watsilah bin Al-Asqa r.a,
Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya, Allah telah memilih Ismail menjadi anak Ibrahim dan Dia telah memilih keturunan Kinanah menjadi keturunan Ismail dan Dia telah memilih Quraisy dari keturunan Kinanah dan Dia telah memilih Hasyim dari Quraisy, dan Dia telah memilih aku (Muhammad) dari keturunan Hasyim.”

Dari Hadits di atas, Muhammad keturunan Ismail bin Ibrahim.
Dapatkah Hadits tersebut shahih” atau “benar?”
Untuk kejelasannya kita haruslah mengkonfirmasikannya dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Jika bertentangan, Hadits tersebut dhaif” atau “palsu.”

Sekurang-kurangnya empat langkah guna menjelaskan status Hadits tersebut, yaitu:

LANGKAH PERTAMA: Identifikasi Tempat.
Allah berfirman (artinya):

Qs 3:96-97

Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Baka (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.

Kata kunci dari ayat-ayat di atas adalah maqam Ibrahim yang terletak di Baka.” Adakah maqam Ibrahim di tempat lain? Dalam seluruh literatur di dunia ini, maqam Ibrahim hanya terdapat di Mekah.
Dengan demikian, maka Baka” tidak lain adalah Mekah.
Selain itu, pada ayat-ayat di atas, juga menjelaskan Rumah Allah/ Baitullah” yang pertama kali dibangun terletak di Baka/Mekah.

LANGKAH KEDUA: Sebahagian Keturunan Ibrahim.
Allah berfirman (artinya):

Qs 14:35, 37.

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari pada menyembah berhala-berhala... Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”

Kata kunci ayat-ayat di atas adalah sebahagian keturunanku,” yaitu keturunan Ibrahim. Pada ayat 37 di atas, Ibrahim berkata, ia telah menempatkan sebahagian keturunannya di lembah di dekat Rumah Allah.”
Sebagaimana dijelaskan pada “Langkah Pertama,” Rumah Allah” tersebut terletak di Mekah.
Lalu, siapakah yang disebut sebahagian keturunan Ibrahim?” Lihatlah “Langkah Ketiga” berikut ini.

LANGKAH KETIGA: Ismail adalah anak Ibrahim?
Allah berfirman (artinya) :

Qs 2:125

Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat salat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, yang rukuk dan yang sujud.”

Kata kunci ayat tersebut di atas adalah Ibrahim dan Ismail.”
Apakah Ismail adalah anak Ibrahim?
Perhatikan kisah penyembelihan menurut Al-Qur’an berikut:

Qs 37:102-112
Allah berfirman (artinya) :

[102]
Maka tatkala anak itu (Ismail) sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”
[103]
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya).
[104]
Dan Kami panggillah dia: Hai Ibrahim,
[105]
sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu,” sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
[106]
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
[107]
Dan Kami TEBUS anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
[108]
Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,
[109]
(yaitu) “Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim.”
[110]
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
[111]
Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
[112]
Dan Kami beri dia (Ibrahim) kabar gembira dengan kelahiran Ishak, seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh.

Pada ayat 102 di atas, tidak disebutkan nama anak yang akan disembelih itu, tapi identifikasi Ismail dalam ayat tersebut sangat jelas, oleh karena di dalam ayat 112, Ishak, adik Ismail, barulah dilahirkan setelah peristiwa penyembelihan itu.
Jadi, sebahagian keturunan Ibrahim sebagaimana dimaksud pada “Langkah Kedua” adalah Ismail dan anak-cucunya.”

LANGKAH KEEMPAT:
Muhammad Keturunan Ismail bin Ibrahim?

Qs 2:127-130
Allah berfirman (artinya) :

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan dasar-dasar Baitullah (Ka'bah) bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah dari pada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) DI ANTARA ANAK CUCU KAMI umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah tobat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. Ya Tuhan kami, UTUSLAH UNTUK MEREKA SEORANG RASUL dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur'an) dan Al-Hikmah (As-Sunah) serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.

Allah menjawab permohonan Ibrahim, berfirman (artinya):
Qs 2:124
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia.” Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku.” Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang lalim.”

Frasa kunci untuk ayat-ayat di atas adalah di antara anak-cucu kami dan utuslah untuk mereka seorang Rasul.”

Pertanyaannya adalah: Siapakah Rasul yang dimaksud?
Untuk menjawab pertanyaan ini, Allah tegas berfirman (artinya):

Qs 3:67-68
Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.” Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), serta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman.

Dikatakan pada ayat-ayat di atas, orang-orang yang paling dekat dengan Ibrahim adalah orang-orang yang mengikutinya pada waktu itu dan Nabi Muhammad.

Lebih jauh, Ibrahim berkata, sesuai dengan firman Allah berikut (artinya) :

Qs 2:132
Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. (Ibrahim berkata): Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk AGAMA ISLAM.”

Perhatikanlah kata agama Islam dalam ayat di atas yang erat berhubungan dengan nabi Muhammad.

KESIMPULAN:
Hadits riwayat Turmudzi di atas, selain isnad-nya terkenal, juga matan-nya tidak bertentangan dengan nash Al-Qur’an.
Sehingga dengan demikian, Hadits tersebut shahih,” yang juga sekaligus membenarkan bahwa nabi Muhammad SAW adalah keturunan nabi Ibrahim dari anak sulungnya, nabi Ismail.

KOMENTAR :
Muslim mengklaim, nabi SAW adalah keturunan Ismail.
Dikutip dari:
The Choice Ahmed Deedat.
Bab 1-1-3: Bukti Lebih Lanjut.

….Dengan cara yang sama Muhammad berasal dari saudara bangsa Israel, karena dia adalah keturunan anak Ismail putra Ibrahim….

Lebih spesifik, Ahmed Deedat merujuk kepada KEDAR, anak Ismail.
Dikutip dari :
The Choice – Combat Kit.
…desa-desa yang didiami Kedar,” (Injil-Yesaya 42:11).
Arab dan semua pemuka Kedar…,” (Injil - Yehezkiel 27:21).

Ensiklopedi Injil standar Internasional,
mengutip yang berikut ini dari A. S. Fulton:
...Dari rumpun Ismail, Kedar adalah yang paling penting, dan oleh karena itu pada masa berikutnya nama tersebut diaplikasikan untuk semua suku-suku liar padang pasir, Melalui Kedar ( Arab Keidar) geneolog Muslim menelusuri nenek moyang Muhammad dari Ismail.”

Apakah nabi Muhammad SAW, keturunan Kedar – Ismail?
Kita lihat dulu silsilah nabi SAW yang diambil dari :
http://media.isnet.org/islam/Silsilah/Muhammad02.html (sebelah kiri).
http://www.ahle-sunnat.org.uk/PLINAGE3.html (sebelah kanan).

Pada kedua sumber tersebut, sama” untuk nama-nama di bawah Adnan, namun “berbeda” untuk nama-nama di atas Adnan.
Berikut ini, Nabit dan Kedar :

Sebelah kiri
Sebelah kanan

Ibrahim

Isma’eel

Nabit
Yashjub
Tayrah
Nahur
Muqawwam
?????
?????
Udad
Adnan
00

01

02
03
04
05
06
-
-
07
08
vs

vs

vs
vs
vs
vs
vs
vs
vs
vs
vs
00

01

02
03
04
-
05
06
07
08
09
Prophet Ibrahim
(Alaihi Salaam)
Prophet Ismail
(Alaihi Salaam)
Qaidar (Kedar)
Nabt
Al Y Asa
?????
Al Muqawwam
Yaqdud
Zayd
Adad
Adnan
Mu’ad
Nizar
Mudar
Ilyas
Mudrika
Khuzayma
Kinana
Al Nadr
(Al Quraysh)
09
10
11
12
13
14
15
16

Malik
Fihr
Ghalib
Lu’ayy
Ka’ab
Murra
Kilab
Qussayy
(Real name: Zayd)
’Abdu Manaf
(Real name: Al Mughira)
Hashim (Real name: ‘Amr)
as Banu Hashim
’Abdu Al Mutallib
(Real name: Shaiba)
’Abdullah
Muhammad SAW
17
18
19
20
21
22
23
24

25

26

27

28
29

Nama-nama di atas yang perlu diperhatikan adalah Nabit, Kedar, Adnan, Mudhar dan Quraish.

Beberapa poin penting sehubungan silsilah nabi SAW adalah :

PERTAMA.

Setidaknya ada dua pendapat tentang asal usul nabi SAW, yaitu melalui Nabit dan melalui Kedar.
Nabit (Nebayot), anak pertama Ismail.
Kedar, anak kedua Ismail.
Kejadian 25:13 …Nebayot anak sulung Ismail, selanjutnya Kedar…
  1. Dikutip dari Sirat Ibnu Ishaq
    (Kitab Sejarah Nabi Tertua), buku 1,

    Muhammadiyah University Press, 2002, halaman 4 :
    Muhammad adalah anak dari Abdullah, bin Abdul Muttalib, bin Hashim … bin Mudhar … bin Adnan … bin Yashjub, bin Nabit, bin Ismail, bin Ibrahim.

    Jadi di sini, Nabi Muhammad SAW, keturunan Nabit, anak pertama Ismail.

    Ibn Ishaq. Nama lengkapnya, Muhammad Ibn Ishaq Ibn Yasar.
    Lahir di Medinah 704M, meninggal di Baghdad 767M.
    Mengumpulkan kisah-kisah tentang kehidupan nabi SAW dengan sumber berasal dari ayah dan kedua pamannya. Buku biografi tentang nabi SAW ini, yang direview kembali oleh Ibn Hisham, adalah sumber tertua tentang sejarah hidup nabi SAW.

  2. Dikutip dari Sejarah Hidup Muhammad,
    Syaikh Shafiyyur Rahman al Mubarakfury
    Robbani Press, 2002, halaman 46 – 47 :
    Kedua, bagian yang mereka perselisihkan, antara setuju dan tidak, yaitu di atas Adnan sampai Ibrahim. ……….. Bagian kedua, yaitu di atas Adnan. Adnan adalah bin Ad bin Humaisi ….. bin Iram bin Qaidar bin Ismail bin Ibrahim.

    Jadi di sini, Nabi Muhammad SAW, keturunan Kedar, anak kedua Ismail.

Jadi jelas di atas, sejarah tertua mengkaitkan nabi SAW dengan Nabit (anak pertama dari Ismail), tetapi kemudian, tulisan yang belakangan mengkaitkan nabi SAW dengan Qaidar (Kedaranak kedua dari Ismail).

KENAPA TERJADI PERUBAHAN?
Kemungkinannya karena pakar-pakar Islam awal lebih cenderung mengkaitkannya dengan anak sulung Ismail yaitu Nabit yang secara tradisi, umumnya, menjadi anak yang mendapat hak kesulungan.
Sementara pakar-pakar Islam modern setelah lebih mendalami isi Alkitab ternyata mendapati :

  • Nabit sama sekali tidak punya peranan apapun dan hampir tidak disebut namanya. Bahkan, dihubungkan dengan domba-domba yang akan dikurbankan orang Israel.

YESAYA 60 : 7
Segala kambing domba Kedar akan berhimpun kepadamu, domba-domba jantan Nebayot akan tersedia untuk ibadahmu; semuanya akan dipersembahkan di atas mezbah-Ku sebagai korban yang berkenan kepada-Ku, dan Aku akan menyemarakkan rumah keagungan-Ku.

Tentu saja, ayat di atas “tidak enak” bagi pakar-pakar muslim sehingga pandangan bahwa nabi SAW keturunan Nabit tidak lagi perlu dipertahankan.

  • Nama Kedar disebutkan dalam konotasi kegembiraan.”

YESAYA 42 : 11
“….demikian pun segala dusun yang diduduki orang Kedar, baiklah bersorak-sorai penduduk Bukit Batu….”

Kalimat di dalam Yesaya 42 tersebut kemudian dipergunakan untuk menjustifikasi bahwa nabi SAW telah diramalkan dalam Alkitab melalui Kedar, sementara bukit batu berarti wilayah Mekah yang berbukit-bukit.
Itulah sebabnya silsilah harus diganti dari Nabit menjadi Kedar.
Ironisnya, Kedar justru dikonotasikan sebagai musuh Israel.

MAZMUR 120 : 5 – 7
[Ayat 5]
Celakalah aku karena harus tinggal sebagai orang asing di Mesekh, karena harus diam di antara kemah-kemah Kedar.
[Ayat 6]
Cukup lama aku tinggal bersama-sama dengan orang-orang yang membenci perdamaian.
[Ayat 7]
Aku ini suka perdamaian, tetapi apabila aku berbicara, maka mereka menghendaki perang.

Jadi, pada ayat-ayat di atas, Kedar muncul dalam konteks celaka, peperangan, dan ketidakdamaian.
Jikalau muslim berkeras bahwa Kedar menubuatkan nabi SAW (bangsa Arab), maka nubuat Alkitab di atas telah terpenuhi dengan peperangan-peperangan yang dilancarkan oleh nabi SAW dan umat muslim selanjutnya.

Jika ayat-ayat tersebut kemudian menjadi tidak enak” lagi bagi muslim, MUNGKIN dikemudian hari akan ada perubahan lagi bahwa nabi SAW keturunan dari Tema, anak ke 9 Ismail.
Kejadian 25:13 ….Hadad, TEMA, Yetur,….
Perubahan dimungkinkan karena adanya Oase di gurun Nefud di Arab Tengah yang bernama TEIMA. Jadi, nabi SAW bisa-bisa saja dikaitkan dengan TEMA – dengan Ismail.

KEDUA.

Sebetulnya garis keturunan Muhammad di atas Adnan tidak dapat ditentukan lagi.

Perhatikan kutipan-kutipan berikut :

  • The Life of the Prophet Muhammad.
    AL- SIRA AL- NABAWIYYA by IBN KATHIR.

    Volume 1.
    Translated by Professor Trevor le Gassick.
    Paper Back Reviewed by Dr A Fareed/Dr. M Fareed
    Garnet Publishing – UK, halaman 50 – 52.

    Imam Ibn Kathir, namanya adalah Abul Fida Ismail ibn Abi Hafs Shihabuddin Omar ibn Kathir ibn Daw ibn Kathir. Lahir di kota Busra (Syria) tahun 1302M, meninggal 1373M. Mengarang kitab Tafsir yang diakui oleh muslim sebagai satu yang terbaik.
    Berikut kutipannya :
  • Dilaporkan bahwa ibn Abbas berkata, Antara Adnan dan Ismail ada 30 generasi yang TIDAK DIKETAHUI.”
  • Umar ibn Khatab menyatakan, Kami mengetahui daftar nenek moyang hanya SAMPAI KEPADA ADNAN.”
  • Abu al-Aswad menyatakan, dia mendengar Abu Bakar Sulayman ibn Abu Khaytam, salah seorang yang paling terkemuka dalam sejarah suku Quraysh berkata, Kami tidak pernah mengatahui ada orang yang mengetahui garis keturunan SEBELUM ADNAN, DALAM BENTUK APAPUN.”
  • Sementara Malik - Allah mengasihinya - Malik menunjukkan ketidaksetujuannya ketika seseorang menyatakan silsilah nenek moyangnya hingga ke Adam dan berkata, Kapan informasi itu sampai kepadanya?” Ketika Malik ditanya silsilah hingga Ismail, dia menunjukkan ketidaksetujuannya, dan bertanya, SIAPA YANG DAPAT MEMBERIKAN INFORMASI SILSILAH ITU?”
  • Ibn abbas dilaporkan ketika mengecek silsilah nenek moyang hingga Adnan, berkata, Ahli silsilah telah BERBOHONG.”

Jadi, ada kebohongan untuk mengkaitkan nabi Muhammad SAW dengan Ismail dan Abraham di dalam khasanah sejarah Islam.
Akhirnya Ibn Kathir hanya dapat meyakini nabi Muhammad SAW keturunan Kedar – Ismail, hanya atas dasar IMAN.

  1. Ibn Sa'ad's Kitab Al-Tabaqat Al-Kabir.
    Volume I.
    Terjemahan oleh S. Moinul Haq, M.A., PH.D.
    dibantu oleh H.K. Ghazanfar M.A.
    Halaman 50 – 53 :

    Muhammad Ibn Sa’d.
    Lahir di Basrah 783M dan meninggal tahun 845M.
    Belajar agama dari Muhammad ibn Umar al-Waqidi.
    Dalam pencariannya terhadap ilmu, Ibn Sa’d belajar hingga ke Kufa dan Madina. Otoritasnya diakui oleh ulama belakangan yaitu: Ibn Hajar, adh-Dhahabi, al-Khatib al-Baghdadi dan Ibn Khallikan.
    Berikut kutipannya :
  • …menurut Urwah: Kami tidak menemukan seorangpun yang dapat mengetahui silsilah DI ATAS MA’ADD IBN ‘ADNAN.
  • …Aku mendengar Abu Bakar Ibn Sulayman Ibn Abu Hathamah berkata… Kami tidak menemukan dengan pasti pengetahuan dari ilmuwan ataupun dari sajak-sajak kuno tentang silsilah DI ATAS MA’ADD IBN ‘ADNAN…

Jelas bahwa silsilah nabi SAW hanya diketahui sampai Adnan saja. Jadi, Sebetulnya TIDAK ADA YANG TAHU garis keturunan sebelum Adnan.
Kalau memang tidak ada yang tahu, bagaimana bisa mengkaitkan nabi SAW dengan Adnan dan dengan Ismail…??

KETIGA.

Bahkan, silsilah nabi Muhammad SAW dari MUDHAR juga baru muncul BELAKANGAN. Dan, lagi-lagi olehkarena muncul Jibril yang menyelamatkan (mirip di saat ingin menikahi Zainab) yakni dengan memberitahu bahwa garis keturunan nabi Muhammad SAW melalui Mudhar.

Ibn Sa’d, Kitab al-Tabaqat al-Kabir, Volume I.
Terjemahan oleh S. Moinul Haq, M.A., PH.D.
dibantu oleh H.K. Ghazanfar M.A.
halaman 4.

Ma’n Ibn ‘Isa al-Ashja’i al-Qazzaz (pedagang sutera) menginformasikan: dia berkata: Muawiyah Ibn Salih menginformasikan menurut Yahya Ibn Jabir yang telah melihat beberapa sahabat Rasulullah SAW dan berkata: Bani Fuhayrah mendatangi Rasulullah SAW dan berkata kepadanya: Rasulullah SAW dari golongan kami.” Rasulullah SAW menjawab: Sunguh, Jibril telah memberitahukan kepadaku bahwa aku termasuk keturunan Mudhar.”

Ini mengindikasikan bahwa :
  • Bani Fuhayrah tidak mengetahui bahwa nabi SAW adalah dari keturunan Mudhar.
  • Garis keturunan nabi SAW hanya diketahui setelah menerima wahyu dari Jibril.

Konsekuensi lebih lanjut adalah: tentang garis keturunan bani Quraish dari Mudhar, dari Adnan dan dari Ismail tidak diketahui sebelum muncul nabi Muhammad SAW karena kalau pengetahuan ini memang sudah ada, tentu Jibril tidak perlu repot mewahyukan sesuatu yang sudah diketahui oleh orang ramai. Atau dengan kata lain, garis keturunan itu DIKARANG kemudian.

KEEMPAT.

Pandangan bahwa Ismael adalah bapa bangsa Arab sebenarnya ini barulah muncul pada awal berkembangnya Islam. Pada jaman pra Islam, tidak ada yang berpendapat Ismail adalah bapa bangsa Arab.

Beberapa pakar Islam mengakui hal tersebut :
  • Dr. Taha Hussein.
    Seorang profesor dari Mesir, pendapatnya dikutip dari buku Mizan al Islam karya Anwar Jundi, halaman 170 :
    “Dalam kasus cerita Abraham dan Ismail membangun Ka’bah cukup jelas, cerita ini MUNCUL BELAKANGAN di saat agama Islam mulai berkembang. Islam mengeploitasi kisah ini untuk kepentingan agama.”

    Siapa DR. Taha Husayn.
    Dikutip dari :
    Encyclopaedia Britannica edisi 2003
    Sub Topik : Taha Hussein

    Terjemahan bebas:
    Lahir Nov. 14, 1889, Maghaghah, Mesir.
    Meninggal Oct. 28, 1973, Kairo.

    Figur yang menonjol dalam khasanah Mesir modern ….Ditahun 1902 dia belajar di Al-Azhar, Kairo…. Ditahun 1908 dia masuk Universitas Kairo dan di tahun 1914 menjadi orang pertama yang meraih gelar doktor…. Taha menjadi professor Kebudayaan Arab di Universitas Kairo, karirnya dipenuhi dengan gejolak karena
    pandangan-pandangan kritisnya yang sering membuat marah kaum Islam ortodoks. ….Tahun 1926 dia menerbitkan buku On Pre-Islamic Poetry, dalam buku ini dia menyimpulkan, beberapa syair-syair yang dinyatakan pra Islam sebetulnya adalah pemalsuan oleh muslim kemudian karena beberapa alasan, salah satunya adalah untuk memberikan otoritas kepada Al-Qur’an. Karena buku ini, dia dinyatakan kafir. ….Taha kemudian menjabat Menteri Pendidikan ditahun 1950 – 1952

  • W Aliyudin Shareef,
    dalam buku In Response to Robert Morey’s Islamic Invasion,
    halaman 3 – 4 :
    ”Pada masa sebelum Islam, Ismail tidak pernah disebutkan sebagai Bapa Bangsa Arab.”

Jadi jelas,
TIDAK ADA BUKTI, bahwa NABI SAW ADALAH KETURUNAN KEDAR/NABIT – ISMAIL – IBRAHIM.

Tidak ada komentar: